news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Matahari Malam di Greenland Bikin Kulit Seorang Pria Jadi Mirip Zombie

14 November 2018 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matahari malam di Norwegia. (Foto: Yan Zhang via wikimedia commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Matahari malam di Norwegia. (Foto: Yan Zhang via wikimedia commons.)
ADVERTISEMENT
Matahari tengah malam adalah fenomena alam musim panas, yakni berupa Matahari yang masih terlihat meski waktu telah menunjukkan tengah malam. Fenomena ini bisa dilihat di bagian utara Lingkar Arktik dan bagian selatan Lingkar Antartika.
ADVERTISEMENT
Uniknya, fenomena ini tidak hanya memberikan banyak pemandangan yang cantik. Dalam sebuah laporan di jurnal BMJ Case Reports, fenomena tersebut disebut telah membuat kulit seorang pria asal Australia jadi mirip kulit zombie
Menurut laporan Live Science, pria berusia 29 tahun yang tidak disebutkan namanya itu sedang melakukan hiking di Greenland. Dalam perjalanannya ia sempat menambahkan air perasan jeruk nipis ke botol minumnya.
Dua hari setelahnya, ternyata kombinasi dari Matahari tengah malam dan jeruk nipis membuat kulitnya jadi mirip kulit zombie.
"Ada tanda kecil berwarna keunguan di bagian atas dari jari-jari dan juga tangan saya," tuturnya.
Tanda keunguan tersebut berubah menjadi lepuhan berisi nanah yang terasa membakar dan gatal. Pria tersebut mengatakan bahwa kondisi lukanya sangat buruk dan menjijikkan.
ADVERTISEMENT
"Luka saya terlihat sangat buruk, nyaris seperti kulit 'zombie' yang membusuk," jelasnya.
Setelah pergi ke rumah sakit, ia kemudian mengetahui bahwa luka lepuhannya adalah akibat reaksi kimia antara senyawa yang sensitif oleh cahaya di jeruk nipis dengan sinar ultraviolet (UV) dari Matahari tengah malam.
Kondisi ini dikenal dengan nama phytophotodermatitis dan terjadi ketika kulit manusia terpapar senyawa yang sensitif oleh cahaya bernama psoralen, yang bisa ditemukan di jeruk nipis, kemudian senyawa kemudian menjadi aktif akibat sinar UV.
"Ketika tanganmu atau bagian kulit lainnya terpapar air jeruk nipis dan kamu pergi ke bawah sinar Matahari, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan kerusakan parah pada kulit dan juga terbentuknya lepuhan," jelas Luit Penninga, dokter yang menangani kasus ini, kepada Live Science.
ADVERTISEMENT
Selain jeruk nipis, ada juga tanaman lain yang bisa menyebabkan phytophotodermatitis. Menurut para peneliti, tanaman lainnya adalah seledri, ara, dan beberapa rerumputan.
"Kami juga mengetahui adanya laporan atas para bartender di lokasi eksotis yang bekerja menyiapkan minuman dengan kandungan air jeruk nipis di bawah sinar Matahari yang kemudian mengalami lepuhan dan juga kerusakan kulit yang parah," kata Penninga.
Dalam riset kasus ini para peneliti juga memperingatkan agar mewaspadai rerumputan liar, seperti kvan (Angelica archangelica), di Greenland yang bisa menyebabkan luka bakar akibat sinar UV. Pada kasus ini sendiri, para dokter awalnya menduga si pria memegang rerumputan liar tersebut.
Namun menurut pengakuan pria itu, dia tidak memegang atau menyentuh rumbut apa pun. Tapi kemudian ia menjelaskan ke dokternya bahwa ia sempat memeras jeruk nipis ke minumannya.
ADVERTISEMENT
Karena tidak ada air untuk mencuci tangannya, ia pun membiarkan air perasan jeruk nipis tetap menempel di tangannya dan melakukan hiking selama 10 jam di bawah sinar Matahari musim panas Greenland yang intens.
"Namun meski kita berada di Greenland Utara, Matahari tetap bisa bersinar kuat di musim panas," kata Penninga.
"Di sini, saat musim panas, Matahari bersinar 24 jam, sementara saat musim dingin kita tidak mendapat sinar Matahari sama sekali selama beberapa bulan," tambah dia.
Kondisi pria itu sendiri sudah ditangani para dokter dengan menggunakan antibiotik. Ia juga disarankan untuk menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangannya dari sinar UV.
Pria itu melaporkan bahwa tangannya terasa sakit dan gatal selama sekitar empat minggu, tapi dalam kurun waktu dua bulan, ia mulai pulih kembali.
ADVERTISEMENT