Melihat Luas Tumpahan Minyak di Balikpapan Melalui Satelit LAPAN

5 April 2018 16:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luas Minyak yang Tumpah di Teluk Balikpapan (Foto: Dok. Pusfatja LAPAN)
zoom-in-whitePerbesar
Luas Minyak yang Tumpah di Teluk Balikpapan (Foto: Dok. Pusfatja LAPAN)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, sejak Sabtu (31/3), turut dipantau oleh Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (Pusfatja LAPAN). Pusfatja LAPAN memantau tumpahan minyak akibat patahnya pipa penyalur minyak mentah Pertamina itu dengan menggunakan satelit penginderaan jauh.
ADVERTISEMENT
"Setelah kejadian, Ibu Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) meminta koordinasi dengan LAPAN untuk bantuan informasi," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusfatja LAPAN Muhammad Priyatna kepada kumparanSAINS, Kamis (5/4).
Sampai saat ini, tim Pusfatja LAPAN mendapatkan data bahwa tumpahan minyak sudah sampai seluas 12.987,2 hektare.
Priyatna menuturkan, data penginderaan jauh ini didapat dari Satelit Sentinel 1A. Untuk perbandingan keadaan sebelum terjadinya tumpahan, digunakan data dari Satelit Landsat 8. Hal ini dikarenakan kasus tumpahan minyak di Balikpapan bersifat insidental sehingga perlu melihat data dari satelit sebelumnya.
“Data Sentinel bisa membedakan minyak di laut. Itu menariknya,” ujar Priyatna.
Selain untuk melihat luas dari tumpahan minyak serta persebarannya, data dari penginderaan jauh ini juga bisa digunakan untuk melihat dampak yang ditimbulkan dari tumpahan tersebut.
Pemandangan tumpahan minyak di Balikpapan. (Foto: Instagram/@ranggaguns)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan tumpahan minyak di Balikpapan. (Foto: Instagram/@ranggaguns)
Priyatna menjelaskan, untuk menganalisis dampak tumpahan minyak tersebut, diperlukan data tambahan seperti data administrasi, batas pantai, serta survei lapangan. Ia menambahkan, citra satelit Sentinel juga bisa digunakan untuk memonitor bencana lain, seperti misalnya untuk gempa Bumi, erupsi gunung berapi, maupun kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
“Kita monitoring itu kebakaran hutan, kemudian kita kirim datanya ke BNPB,” paparnya.
Pemandangan tumpahan minyak di Balikpapan. (Foto: Instagram/@ranggaguns)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan tumpahan minyak di Balikpapan. (Foto: Instagram/@ranggaguns)
Akibat tumpahnya minyak Pertamina tersebut, setidaknya ada 162 kapal nelayan di Balikpapan yang ikut terdampak. Tumpahan minyak mencemari ratusan kapal nelayan tersebut sehingga belum bisa dipakai melaut.
"Alat tangkap mereka harus dibersihkan dulu, begitu juga kapal-kapalnya," kata Yosmianto, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Tanaman Pangan (DKPP) Balikpapan, dilansir Antara.
Tak hanya mencemari kapal dan alat tangkap nelayan setempat, tumpahan minyak ini juga telah menimbulkan korban jiwa. Setelah diketahui adanya minyak yang tumpah ke laut pada Sabtu (31/3) pukul 03.00, sejumlah orang berusaha membersihkan tumpahan minyak tersebut.
Saat masih ada orang-orang yang sedang membersihkan tumpahan minyak itu, pada pukul 10.30 WITA, api berkobar dari minyak yang terkumpul tersebut. Dari kejadian kebakaran itu, sebagaimana dikutip dari Antara, sebanyak lima orang tewas dan satu orang mengalami luka bakar.
ADVERTISEMENT