Mending Punya Banyak Teman tapi Tak Akrab atau Sedikit tapi Akrab?

5 September 2018 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joshua Suherman (Foto: DN Mustika Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joshua Suherman (Foto: DN Mustika Sari/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selebriti Joshua Suherman kemarin bercuit mengenai kehidupan pertemanannya. Ia merasa, semakin dewasa, lingkaran pertemannya justru semakin mengecil.
ADVERTISEMENT
Meski begitu Joshua Suherman justru merasa beruntung karena memiliki teman yang semakin sedikit. Menurutnya, yang kini menjadi teman-temannya tersebut adalah orang-orang yang sudah sepemikiran dengannya.
Benarkah memiliki sedikit teman namun sepemikiran lebih baik daripada memiliki banyak teman?
Menurut Shigehiro Oishi dari University of Virginia dan Selin Kesebir dari London Business School dalam tulisan mereka di jurnal Psychological Science, berapa banyak teman yang sebaiknya kamu miliki bergantung pada budaya.
Contohnya, orang Amerika Serikat lebih memilih untuk punya teman yang banyak daripada sedikit. Hal ini karena mereka sering sekali berpindah rumah.
Penelitian tahun 2001 menunjukkan bahwa setengah dari warga AS akan berpindah tempat tinggal setidaknya lima tahun sekali. Oleh karena itu, punya teman lebih banyak di setiap tempat mereka tinggal tentu akan memberi banyak manfaat
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di negara seperti Ghana, bila seseorang mengatakan memiliki lebih dari 50 teman, maka ia akan dianggap bodoh dan naif. Hal ini tentunya mendorong orang-orang di sana untuk memiliki jumlah teman yang lebih sedikit.
Sahabat kecil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sahabat kecil (Foto: Thinkstock)
Untuk mengetahui mana yang lebih baik, apakah memiliki sedikit teman namun sangat akrab ataukah memiliki banyak teman namun tak begitu akrab, Oishi dan Kesebir menciptakan model komputer untuk melakukan simulasi terhadap hubungan antara besarnya lingkaran pertemanan dengan kondisi sosioekonomi orang-orang yang bersangkutan.
Hasilnya, sebagaimana dilansir LiveScience, terlihat bahwa lingkaran sosial yang lebih kecil namun lebih akrab akan lebih bermanfaat pada orang-orang yang jarang berpindah-pindah tempat dan memiliki kondisi ekonomi yang tidak stabil. Sementara sebaliknya, teman yang banyak meski tidak begitu akrab akan lebih menguntungkan bagi orang-orang yang sering berpindah tempat.
ADVERTISEMENT
Oishi dan Kesebir kemudian merekrut 247 individu dengan usia rata-rata 31 untuk melakukan survei online untuk mengetahui apakah simulasi tersebut benar di dunia nyata.
Ratusan orang ini diminta untuk menyebutkan satu inisial teman dekat dan satu teman biasa. Setelah itu, mereka diminta untuk membagi 60 poin kepada masing-masing teman bergantung pada waktu, tenaga, dan uang yang mereka habiskan untuk keduanya. Selain itu, mereka juga diminta untuk menyebutkan seberapa sering mereka pindah tempat tinggal dan berapa besar pendapatan keluarga mereka.
Com-Kenalkan Pada Teman-teman (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Kenalkan Pada Teman-teman (Foto: Thinkstocks)
Di daerah dengan mobilitas yang lebih rendah dan pendapatan yang juga relatif rendah, peserta lebih bahagia ketika mereka memiliki teman yang lebih sedikit namun akrab. Sementara orang-orang dengan mobilitas tinggi dan kaya, mobilitas rendah dan kaya, serta mobilitas tinggi dan miskin justru lebih bahagia ketika punya banyak teman meski tidak terlalu akrab.
ADVERTISEMENT
Menurut kedua peneliti, hal ini menunjukkan bahwa pertemanan seperti apa yang sebaiknya kamu miliki bergantung pada tingkat mobilitas dan kondisi ekonomimu.