NASA Mau Pakai Bom Nuklir untuk Lindungi Bumi dari Asteroid

12 Maret 2018 16:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ledakan asteroid (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ledakan asteroid (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Meski kemungkinannya kecil, bukan tidak mungkin asteroid dengan ukuran cukup besar kembali menghantam Bumi dan membuat terjadinya kepunahan massal makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah hal itu terjadi, NASA telah menyiapkan sebuah rencana yang terbilang cukup ekstrem, yaitu menembakkan bom nuklir ke arah asteroid raksasa yang mungkin akan menghantam Bumi.
Dengan berkolaborasi dengan National Nuclear Security Administration dan juga dua laboratorium senjata milik departemen energi AS, NAS berhasil menciptakan sebuah pesawat luar angkasa untuk menyelamatkan Bumi dari asteroid raksasa.
Pesawat bernama HAMMER (Hypervelocity Asteroid Mitigation Mission for Emergency Response) itu memiliki kemampuan untuk mengubah arah gerakan asteroid dengan menabrakkan benda berukuran 8,8 ton yang dinamakan ‘impactor’ atau bahkan meledakkan nuklir jika asteroid tersebut berukuran cukup besar.
"Jika asteroid itu tak terlalu besar, dan kita mendeteksinya cukup awal, kita dapat menabrakkan impactor," ujar David Dearborn, ahli fisika dari Lawrence Livermore National Laboratory, seperti dilansir BuzzFeed News.
ADVERTISEMENT
Namun ia menambahkan, impactor tidak sefleksibel nuklir jika kita memerlukan solusi yang cepat.
Ilustrasi asteroid. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asteroid. (Foto: Pixabay)
Semakin cepat kita mendeteksi kedatangan benda-benda angkasa, kemampuan kita untuk menghadapinya akan lebih baik.
Dalam jurnal Acta Astronautica dilaporkan bahwa semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menghadapi bencana itu, maka semakin tinggi pula tingkat kesuksesannya.
"Untuk bisa sukses menggunakan impactor dalam membuat objek dekat Bumi mengganti arah, sangat penting untuk bisa memaksimalkan waktu yang tersedia untuk membuat objek dekat Bumi itu menjauh," tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.
Hal ini juga disetujui oleh Richard Binzel, seorang ahli tumbukan dari MIT.
"Waktu adalah faktor paling penting," ujarnya. "Jika kita memiliki waktu yang banyak, masalah ini akan lebih mudah diselesaikan."
ADVERTISEMENT
Richard menambahkan, sebaiknya NASA lebih memprioritaskan deteksi atas objek angkasa yang mungkin menghantam Bumi. Namun begitu, ia tetap memberikan dukungannya atas solusi ini.
"Ini adalah ide yang masuk akal dan dipikirkan dengan baik," imbuh Binzel.
Ilustrasi benda-benda angkasa yang mengancam Bumi (Foto: DasWortgewand/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi benda-benda angkasa yang mengancam Bumi (Foto: DasWortgewand/Pixabay)