Nonton Porno di Internet Ciptakan Emisi 100 Juta Ton CO2 per Tahun

17 Juli 2019 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Menonton Film Porno (Foto: Thinkstock/OcusFocus)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menonton Film Porno (Foto: Thinkstock/OcusFocus)
ADVERTISEMENT
Menonton porno ternyata punya pengaruh buruk pada lingkungan. Kegiatan itu ternyata menciptakan emisi sebanyak 100 juta ton karbon dioksida (CO2) tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini berdasarkan laporan dari The Shift Project, organisasi pemerhati lingkungan asal Prancis. Laporan itu mengungkap bahwa 60 persen aliran data di internet digunakan untuk menonton video di internet.
Menurut laporan tersebut, fakta ini menunjukkan bahwa menonton video di internet menyumbang lebih dari 300 juta ton karbon dioksida tiap tahunnya. Angka itu adalah sekitar 1 persen dari total emisi global.
Ilustrasi karbon dioksida Foto: geralt/pixabay
Yang mengejutkan, hampir sepertiga atau 27 persen dari 300 juta ton emisi karbon dioksida tersebut ternyata disumbangkan oleh pornografi online. Itu artinya, kegiatan menonton video porno di internet menyumbang sekitar 100 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya.
Penggunaan layanan penyedia konten video semacam Netflix berada di angka 34 persen. Sedangkan streaming dari laman tempat berbagi video semacam YouTube menyumbang 21 persen. Sisanya berasal dari streaming lewat Skype, streaming CCTV, dan lainnya.
Ilustrasi melihat film porno di internet. Foto: Shutterstock
Dalam laporan tersebut, The Shift Project berpendapat bahwa konsumsi digital kita juga harus diperhitungkan ketika mempelajari emisi gas rumah kaca. Organisasi ini meminta agar para pembuat aturan dan arsitek digital memperhitungkan dampak layanan daring ketika mendesain teknologi digital.
ADVERTISEMENT
"Mengontrol dampak ini memerlukan transisi dari kehilangan kendali menjadi tenang dalam dunia digital," tulis laporan itu, dilansir IFL Science.
"Ini artinya memprioritaskan alokasi sumber daya berdasarkan penggunaannya sesuai dengan batas kemampuan planet, sambil menjaga kontribusi berharga teknologi digital terhadap masyarakat," tegas mereka.