Obesitas Bisa Picu Kesepian, Ilmuwan Temukan Hubungan Genetik Keduanya

7 Juli 2018 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah studi dari Cambridge University menunjukkan bahwa kesepian ternyata bukan hanya disebabkan oleh keadaan sosial, melainkan juga karena genetik. Variasi genetik yang menyebabkan kesepian juga berhubungan dengan penyebab dari obesitas.
ADVERTISEMENT
Studi dilakukan terhadap 487.647 relawan untuk melihat variasi genetik mereka. Sebelumnya, para relawan diminta untuk mengisi angket berisi pertanyaan mengenai kesepian, seberapa sering mereka berinteraksi dengan orang lain, dan keadaan kehidupan sosial mereka.
Para peneliti kemudian mempelajari individu yang mengaku merasa kesepian dan kemudian mereka dapat menemukan variasi dalam DNA mereka di 15 lokasi genetik. Lokasi genetik tersebut ternyata sama dengan lokasi yang menyebabkan kelebihan berat badan, serta berhubungan dengan wilayah pada otak yang berhubungan dengan pengendalian emosi.
Ilustrasi Obesitas (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Obesitas (Foto: Thinkstock)
"Kita sering berpikir bahwa kesepian didorong murni oleh lingkungan sekitar dan kehidupan kita, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa gen juga dapat memainkan peran dalam rasa sepi," kata John Perry, ilmuwan senior di Cambridge University kepada The Telegraph.
ADVERTISEMENT
Karena itu, penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini melihat adanya hubungan antara kesepian dan obesitas. Perry juga mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa menurunkan berat badan dapat mengusir rasa sepi pada seseorang.
Studi ini juga menemukan variasi gen yang dapat digunakan untuk memprediksikan apakah seseorang memiliki kehidupan sosial yang aktif, misalnya, sekitar 13 variasi genetik memprediksi apakah seseorang pergi ke acara sosial atau ke bar setidaknya seminggu sekali, dan 18 variasi lainnya berkaitan dengan tingkat religius seseorang.
Di beberapa negara, rasa sepi mulai menjadi masalah. Seperti yang terjadi di Inggris, karena tingginya tingkat penduduk yang kesepian, negara Ratu Elizabeth II tersebut menunjuk seorang Menteri Penanggulangan Kesepian.
Sementara di Amerika Serikat, 54 persen orang menyatakan merasa kesepian dan merasa tidak ada orang yang mereka kenal baik. American Psychological Association (APA) juga menyatakan kalau kesepian adalah sebuah epidemik yang mengancam kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT