Paus Sperma Mati di Italia, Dalam Perutnya Ada 22 Kilogram Plastik

2 April 2019 8:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Sperma Mati di Italia. Foto: AP
zoom-in-whitePerbesar
Paus Sperma Mati di Italia. Foto: AP
ADVERTISEMENT
Kabar tragis kembali datang dari spesies paus. Kali ini seekor paus sperma berukuran delapan meter ditemukan mati terdampar di pesisir pantai di Sardinia, Italia. Yang menyedihkan, di dalam perut hewan malang itu ada 22 kilogram sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Paus sperma betina itu terdampar pekan lalu di sebuah Cagar Budaya Pelagos. World Wildlife Foundation (WWF), organisasi nirlaba yang memperhatikan nasib satwa liar, mengatakan bahwa ada temuan sampah kabel, piring plastik, kantong plastik, jaring pancing, dan bungkus deterjen di dalam perut si paus.
"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan hewan yang perutnya penuh dengan begini banyak sampah," ujar Cinzia Centelegghe, ahli biologi dari University of Padova, dilansir Associated Press (AP).
Hasil pemeriksaan mengungkap bahwa si paus sedang hamil. Menurut ahli, paus betina ini mati karena tidak bisa mencerna cumi-cumi yang ia makan. Kehilangan kemampuan mencerna itu akibat sampah plastik yang telah memenuhi dua per tiga dari perut si paus.
Paus Sperma Mati di Italia. Foto: AP
WWF mengatakan plastik adalah ancaman terbesar bagi kehidupan laut. Dalam dua tahun terakhir, sampah plastik telah membunuh lima paus di Eropa dan Asia.
ADVERTISEMENT
Menurut WWF, ada antara 150 ribu sampai 500 ribu ton objek plastik yang masuk ke perairan di sekitar benua Eropa. Mereka juga menemukan ada antara 70 ribu sampai 130 ribu mikro plastik yang mencemari lautan sekitar benua biru itu.
Demi menghentikan hal itu, Parlemen Eropa telah menyetujui pelarangan penggunaan produk plastik sekali pakai. Di antaranya adalah piring dan sedotan. Aturan ini akan dimulai pada 2021.
Menteri lingkungan Italia, Sergio Costa, menyesali kematian si paus. Ia mengatakan berencana untuk membuat aturan baru untuk mengurangi sampah plastik di Italia dan membatasi penggunaan plastik.
Aturan baru itu akan memberi izin bagi nelayan untuk mengumpulkan sampah di laut dan membawanya ke tempat pembuangan di darat. Para nelayan sebelumnya dilarang melakukan hal tersebut.
Tumpukan sampah di pinggir pantai Pulau Pari. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Costa juga menjanjikan bahwa Italia akan menjadi salah satu negara pertama yang menetapkan aturan baru Parlemen Eropa soal plastik. Ia menambahkan bahwa pihaknya telah melobi para walikota di Italia untuk mengadopsi aturan itu.
ADVERTISEMENT
"Kita telah menggunakan plastik sekali pakai dengan sangat tidak hati-hati dalam beberapa tahun belakangan ini, dan sekarang kita harus membayar akibatnya," kata Costa kepada Associated Press.
"Perang melawan plastik sekali pakai telah dimulai. Dan kita tidak akan berhenti di sini," imbuh dia.