Peneliti: 2 Exoplanet di Trappist-1 Layak Huni

24 Januari 2018 12:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Exoplanet (Foto: Dok. Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Exoplanet (Foto: Dok. Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Ilmuwan telah mengidentifikasi, dua exoplanet dalam tata surya bernama Trappist-1 mungkin bisa dihuni oleh makhluk hidup. Alasannya, kedua planet itu kemungkinan memiliki air dan panas yang cukup sebagai sumber kehidupan.
ADVERTISEMENT
Bintang Trappist-1 dan tujuh exoplanet-nya ditemukan NASA bersama peneliti dunia lain pada awal 2017. Penemuan ini menarik perhatian dunia karena menandakan adanya kemungkinan planet yang sama seperti Bumi.
Dr. Amy Barr dan koleganya di Planetary Science Institute, Hungaria, membangun model matematis dari ketujuh exoplanet tersebut dan menemukan enam di antaranya kemungkinan memiliki air, baik itu dalam bentuk cair atau es, dan ada kemungkinan salah satunya memiliki lautan yang luas.
Tim tersebut kemudian membuat model untuk mengetahui suhu di permukaan planet-planet itu.
“Itu adalah salah satu inovasi utama yang kami tuliskan,” kata Barr dilansir The Guardian.
Ilustrasi sistem planet di Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sistem planet di Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
Barr menambahkan, “Orbit planet-planet ini aneh, berbentuk seperti telur, sehingga setiap kali mengelilingi bintang, planet-planet tersebut seperti menciut dan mengembang.”
ADVERTISEMENT
Bulan milik Jupiter, Io, juga mengalami gaya tarik dan dorong yang sama. Gaya itu disebut sebagai tidal heat.
Permukaan Io dipenuhi dengan gunung berapi, lelehan lava, dan kaldera. Barr mengatakan hal yang sama mungkin juga ada di exoplanet dalam Trappist-1.
“Planet tersebut seperti mengalami gesekan akibat menciut dan mengembang yang menciptakan panas di dalam planet.”
Ilustrasi sistem galaksi Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sistem galaksi Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
Dalam artikel yang dipublikasi di jurnal Astronomy & Astrophysics, tim peneliti menyimpulkan exoplanet b dan c mengalami fenomena tidal heat, sedangkan exoplanet c tidak memiliki air dan lebih banyak besi dan batu. Adapun exoplanet d dan e tidak mengalami tidal heat separah exoplanet b dan c.
Para peneliti meyakini, exoplanet d dan e layak untuk dihuni manusia. Mereka memperkirakan, kedua exoplanet tersebut memiliki suhu yang wajar untuk suhu permukaan.
ADVERTISEMENT
Exoplanet d memiliki suhu rata-rata 15 derajat Celcius, sedikit lebih rendah dari titik mencairnya es. Adapun exoplanet e lebih dingin seperti di Antartika, menurut Barr, tapi masih wajar.
Adanya tidal heat meyakinkan ilmuwan bahwa ada exoplanet yang mungkin bisa ditinggali. Tidal heat tidak hanya menghangatkan planet, ia juga dapat mengeluarkan zat kimia yang bisa memungkinkan adanya makhluk hidup.
Konsep sistem tata surya di Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
zoom-in-whitePerbesar
Konsep sistem tata surya di Trappist-1. (Foto: NASA / JPL-Caltech)
Karena NASA belum meluncurkan teleskop terbarunya, James Webb, peneliti seperti Barr masih menginvestigasi keberadaan planet ini dengan komputer dan data yang terbatas.
Sebuah artikel tahun lalu mengatakan bahwa Trappist-1 lebih tua dari matahari dan lebih redup, namun dapat menghasilkan angin surya lebih besar. Penelitian lain juga mencari air yang mungkin ada di exoplanet di Trappist-1 dan memperkirakan empat dari tujuh planet mungkin memiliki air.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk mendapatkan data yang lebih pasti, Barr dan peneliti lainnya masih harus menunggu hingga teleskop James Webb diluncurkan tahun ini.
“Sulit untuk menulis mengenai ketujuh planet tersebut dalam waktu yang bersamaan,” kata Barr.