Peneliti Huawei Dilarang Mengulas Jurnal Penelitian AS

2 Juni 2019 10:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Huawei. Foto: Toby Melville/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Huawei. Foto: Toby Melville/Reuters
ADVERTISEMENT
Salah satu penerbit sains terbesar di AS, Electrical and Electronics Engineers (IEEE), melarang para ilmuwan dari Huawei untuk mengulas makalah penelitian selama perusahaan China itu masih ada dalam daftar hitam perdagangan Departemen Perdagangan AS.
ADVERTISEMENT
Komunitas IEEE yang bermarkas di New York, telah menyampaikan kepada para editor-nya dari 200 jurnal, agar tidak menggunakan ilmuwan Huawei untuk mengulas sisi teknis dari penelitiannya. IEEE mengatakan orang Huawei masih bisa terlibat dalam jajaran editorial, tapi tidak bisa mengurus makalah penelitian apapun selama sanksinya belum dicabut, demikian dilaporkan ScienceMag.
IEEE mengatakan mereka khawatir akan menerima "dampak hukum yang berat" jika terus mengizinkan ilmuwan Huawei sebagai pengulas jurnal.
Walau begitu, ilmuwan Huawei masih dapat terus terlibat dalam berbagai kegiatan masyarakat dan menghadiri konferensi yang disponsori IEEE, membuat presentasi, mengirimkan artikel ke jurnal IEEE, dan berpartisipasi dalam kepemimpinan.
Sejumlah pengunjung melintasi toko Huawei. Foto: REUTERS/Thomas Peter
Pada 15 Mei lalu, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies Co. Ltd. dan afiliasinya ke daftar hitam perusahaan yang memerlukan lisensi teknologi AS. Hal ini membuat Huawei kesulitan menjalin kerja sama dengan perusahaan asal AS.
ADVERTISEMENT
Beberapa perusahaan telah memutus kerja sama dengan Huawei menyusul aksi boikot dari AS tersebut. Misalnya ARM, pembuat chip, juga Google yang mencabut lisensi Android dari smartphone Huawei.
AS menuduh pemerintah China menggunakan perangkat dari Huawei, yang merupakan pemasok global telepon seluler dan jaringan telekomunikasi nirkabel, untuk memata-matai pengguna atau mengganggu infrastruktur penting.
IEEE tetap memberikan akses informasi teknis dari penelitian lain. IEEE menekankan bahwa pihaknya tidak menerima atau mengakses materi yang dikirim lembaga atau individu lain, sebelum IEEE mempublikasikan materi yang mereka buat.
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
Larangan yang dibuat IEEE memicu kemarahan para ilmuwan China, seperti yang dilakukan sesorang peneliti dari Universitas Peking di Beijing dalam sepucuk surat kepada IEEE. Ia kecewa dan memilih mundur dari IEEE.
ADVERTISEMENT
"Saya bergabung dengan IEEE sebagai mahasiswa Ph.D. karena IEEE diakui sebagai platform akademik internasional terkenal dalam teknik elektronika. Tetapi pesan ini (larangan ilmuwan Huawei) menantang integritas profesionalisme saya. Saya telah memutuskan untuk keluar dari dewan editorial [dari dua jurnal IEEE] sampai IEEE mengembalikan integritas profesional bersama,” tulisnya.
Sebuah badan riset komputer China mengambil sikap atas apa yang dilakukan IEEE. China Computer Federation (CCF) menyatakan mereka menangguhkan komunikasi dengan IEEE yang berpusat di AS, menurut laporan Reuters.
CCF mengatakan IEEE "pernah menyatakan diri sebagai organisasi akademik internasional yang terbuka." Apa yang dilakukan IEEE kali ini dinilai "melanggar sifat terbuka, setara, dan tidak melakukan politisasi sebagai organisasi akademik internasional."