Peneliti Israel Klaim Bisa Bikin Obat Kanker dalam Waktu Setahun

4 Februari 2019 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laboratorium Foto: jarmoluk via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laboratorium Foto: jarmoluk via Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para peneliti di suatu perusahaan bioteknologi Israel mengklaim bisa menciptakan obat untuk kanker dalam kurun waktu satu tahun. Suatu klaim yang dianggap ahli lainnya di dunia tidak mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (28/1) lalu, para peneliti dari Accelerated Evolution Biotechnologies Ltd. (AEBi), mengatakan klaim itu kepada The Jerusalem Post. Meski begitu, AEBi masih belum mempublikasikan temuannya di jurnal sains mana pun.
Jenis pengobatan kanker ini disebut "MuTaTo". Pengobatan tersebut menggunakan peptida buatan para peneliti untuk menempel atau mengikat beberapa titik di sel kanker.
Dengan begitu, pengobatan ini tidak akan memberikan kesempatan sel untuk melakukan mutasi. Setelahnya akan ada peptida lain yang beracun bagi sel kanker untuk membunuh sel tersebut.
Para ilmuwan mengatakan, mereka telah menguji cara pengobatan tersebut pada tikus dalam studi percobaan. Kepada The Jerusalem Post, mereka mengaku hasil eksperimennya konsisten dan bisa diulangi. Para ilmuwan berharap bisa mulai melakukan uji klinis pada manusia secepatnya. Respons para peneliti soal riset AEBi
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr. Deanna Attai, asisten profesor klinis di University of California, Los Angeles, AS, mengatakan klaim para peneliti Israel banyak mengandung "loncatan" dan "tidak bertanggung jawab". Menurutnya, klaim tim ilmuwan Israel terlalu dini untuk dilakukan.
Dr. Robert Maki, kepala petugas ilmiah di Northwell Health Cancer Institute, New York, AS, berkata klaim tersebut tidak didukung data.
"Tidak ada data untuk meninjuau (klaim)," ujar Maki seperti dilansir Live Science. "Sama sekali tidak ada yang bisa melihat, mempelajari, atau membaca data mengenai klaim ini," tambah dia, seperti dikutip Live Science.
Ilustrasi kanker Foto: THINKSTOCK
Di samping itu, para ahli lain menambahkan bahwa penelitian tersebut butuh penjelasan yang lebih lengkap dan detail terkait eksperimen dan hasilnya.
ADVERTISEMENT
"Sebagaimana pengalaman telah mengajarkan kita, ada suatu jarak antara eksperimen yang sukses pada tikus ke suatu pemanfaatan efektif pengobatan," papar Dr. Len Lichtenfeld, kepala petugas medis American Cancer Society, merespons studi peneliti Israel itu.
"Itu adalah suatu perjalanan panjang penuh bahaya dan memiliki banyak halangan yang tidak diketahui serta tidak terduga. Kita harus menyadari bahwa (pengobatan) ini masih belum dibuktikan sebagai pengobatan yang efektif bagi para penderita kanker," tambah dia. Keyakinan Tim Ilmuwan Israel AEBi
Meski banyak mendapat tentangan, AEBi mengatakan kepada Live Science bahwa mereka tetap yakin dalam kurun waktu satu tahun, pengobatan ini akan memberikan suatu pengobatan komplet bagi kanker.
Mereka menambahkan, pengobatan akan efektif bekerja sejak pertama kali digunakan dan hanya memakan waktu beberapa minggu dengan nyaris tanpa efek samping. Bahkan, AEBi mengaku perawatan ini akan lebih murah dibanding pengobatan kanker yang ada sekarang.
ADVERTISEMENT
Dalam studinya, para periset Israel mengatakan pengobatan ini bakal menghentikan pertumbuhan sel kanker manusia pada tikus. Tidak ada efek negatif dari pengobatan kepada sel-sel sehat di tikus.
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Foto: skeeze
Meski begitu, Attai menjelaskan bahwa ini tidak bisa diartikan hal yang sama akan terjadi manusia, karena belum diketahui efeknya pada sel sehat pada manusia.
Peneliti dari University of California itu berkata klaim suatu pengobatan bisa menyembuhkan segala jenis kanker dirasa tidak mungkin dilakukan. Sel kanker memiliki bermacam jenis protein pada permukaannya. Hal itu membuat sel kanker bisa menghindari suatu obat dan sistem imun.
Pengobatan yang dikembangkan para peneliti Israel tampaknya menyerang berbagai jenis protein berbeda di permukaan sel kanker. Attai berpendapat, ini mungkin suatu pengobatan yang menjanjikan, meski riset terdahulu menemukan bahwa sel kanker punya kemampuan untuk mengatasi jenis-jenis pengobatan berbeda.
ADVERTISEMENT
Maki juga menyuarakan hal serupa. Menurutnya, agak tidak biasa menemukan satu pengobatan bagi berbagai jenis kanker berbeda.
"Kanker berbeda-beda bagi satu orang ke orang lainnya," kata Maki. "Bahkan ada beberapa bagian dari suatu tumor yang bisa berbeda dengan bagian lainnya," timpalnya.
Klaim seperti ini disebutnya seperti memberikan harapan palsu. "Kita, dokter, pasien, dan semuanya tentu menginginkan suatu obat penyembuh kanker," kata Attai. "Sayangnya hal tersebut tidak semudah klaim ini," imbuh dia.