Peneliti Selangkah Lebih Dekat Ciptakan Vaksin Jerawat

13 Maret 2019 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
lustrasi Jerawat Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
lustrasi Jerawat Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang melawan jerawat akan kita menangkan. Itu mungkin tidak lama lagi, setelah sebuah tim peneliti makin dekat untuk menciptakan vaksin jerawat.
ADVERTISEMENT
Dalam riset terbaru, para peneliti melakukan beberapa eksperimen terhadap tikus dan jaringan kulit manusia. Dari situ para peneliti berhasil menciptakan antibodi yang khusus menyerang racun dari bakteri pencipta jerawat bernama Propionibacterium acnes.
Dengan menyerang racun itu, antibodi berhasil mencegah terjadinya peradangan yang berkembang menjadi jerawat.
Banyak orang bisanya mengobati jerawat dengan obat topikal yang kemanjurannya tidak efisien atau obat minum yang punya efek samping parah. Sampai saat ini para ahli masih belum tahu dan belum menemukan obat untuk mencegah jerawat.
Ilustrasi jerawat. Foto: Shutterstock
Karena itu, jika vaksin jerawat ini bisa diproduksi masal, maka bisa dibilang kita berhasil memenangkan perang melawan jerawat.
"Begitu vaksin ini divalidasi dengan uji klinis skala besar, dampak dari temuan kami ini sangat besar bagi ratusan juta individu yang menderita acne vulgaris (jerawat kronis)," jelas pemimpin riset Chun-Ming Huang.
ADVERTISEMENT
"Opsi pengobatan yang ada sekarang sering kali tidak efektif atau tidak bisa ditoleransi oleh 85 persen remaja dan 40 juta orang dewasa di AS yang menderita kondisi peradangan multifaktoral. Karena itu, terapi baru yang aman dan efisien sangat diperlukan," tambah dia dalam suatu pernyataan yang dilansir IFL Science.
Hasil riset sebelumnya, yang dilakukan oleh tim Huang, telah menemukan bahwa bakteri P. acnes mengeluarkan protein beracun bernama CAMP. Racun tersebut menyebabkan peradangan pada pori-pori dan menyebabkan jerawat, papula, nodula, dan kista.
Dalam riset lain yang dilakukan pada tikus, ditemukan bahwa vaksin dari protein racun P. acnes, bakteri yang telah dimatikan, dan bakteri E. coli yang telah terpapar faktor CAMP bisa mencegah munculnya jerawat.
ADVERTISEMENT
Dalam makalah hasil riset terbaru garapan Huang dan para kolega yang telah terbit di Journal of Investigative Dermatology pada 2018 lalu, mereka berhasil mengonfirmasi bahwa CAMP memang racun yang menyebabkan jerawat.
Mereka menemukan bahwa antibodi monoklonal terhadap CAMP bisa mengurangi pertumbuhan bakteria di kulit tikus. Hal ini mengurangi munculnya molekul penyebab radang. Molekul ini bernama interleukin 8 (IL-8).
Hal yang sama juga ditemukan pada kulit pasien manusia. Temuan ini mengonfirmasi teori bahwa faktor CAMP dari bakteri P. acnes adalah penyebab utama peradangan pada acne vulgaris atau jerawat.
Sekarang, setelah berhasil menemukan antigen yang sesuai untuk melawan jerawat, tim peneliti ingin menciptakan formulasi yang aman digunakan manusia. Jika sukses, mereka memprediksi bahwa akan ada vaksin atau obat yang bisa dipakai mengobati penyakit-penyakit akibat bakteri P. acnes.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, antibodi terhadap CAMP ini masih harus dipelajari lebih lanjut. Terutama bagaimana reaksi mereka terhadap senyawa atau bakteri lain yang ada di kulit.
"Imunoterapi bagi jerawat yang menarget faktor turunan penyebab jerawat dari P. acnes harus didesain agar menghindari gangguan yang tidak diinginkan pada mikrobioma yang menjaga homeostasis kulit," jelas ahli dermatologi Emmanuel Contassot.
"Masih ada banyak hal yang bisa dipelajari mengenai imunoterapi jerawat," imbuh dia.