Peneliti Temukan Bakteri Pemakan Minyak di Dasar Palung Terdalam Dunia

18 April 2019 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laut dalam. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laut dalam. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim peneliti internasional menemukan bakteri pemakan minyak. Bakteri ini hidup di tempat ekstrem yang misterius, yakni di dasar Palung Mariana. Hasil temuan mereka ini telah dipublikasikan di jurnal Microbiome.
ADVERTISEMENT
Palung Mariana adalah palung terdalam di dunia. Terletak di Pasifik Barat, kedalaman palung ini adalah sekitar 11 kilometer.
Sangat jarang ada ekspedisi yang dilakukan untuk menyelidiki organisme yang hidup di dasar Palung Mariana. Bahkan bisa dibilang para peneliti lebih memahami Mars dibanding dasar palung itu.
"Palung Mariana adalah salah satu lingkungan yang paling jarang dipelajari di Bumi. Dan hanya ada sedikit informasi mengenai bagaimana mikroorganisme bisa hidup di lingkungan itu," ujar pemimpin riset David Lea-Smith.
"Tujuan awal kami adalah untuk mempelajari proses biokimia yang mikroorganisme gunakan untuk bisa bertahan di lingkungan ini. Misalnya, sumber makanan apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka bisa bertahan di kondisi tekanan ekstrem," lanjut Lea-Smith kepada Newsweek.
Ilustrasi bakteri. Foto: skeeze via Pixabay
Mencari jawaban atas pertanyaan itu, tim peneliti mengumpulkan sampel mikroba-mikroba yang hidup di titik terdalam Palung Mariana. Saat mereka mempelajari sampel itu, para peneliti berhasil mengidentifikasi kelompok baru bakteri.
ADVERTISEMENT
Bukan bakteri biasa, kelompok bakteri ini bisa mencerna hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa organik terbuat dari hidrogen dan karbon atom yang bisa ditemukan di banyak tempat, termasuk minyak mentah dan gas alami.
Menurut para peneliti, temuan utama dalam riset ini adalah bakteri pemakan hidrokarbon banyak ditemukan di dasar Palung Mariana.
"Kami terkejut ketika mengetahui bahwa bakteri pemakan hidrokarbon adalah bagian besar dari total populasi mikroba di sampel, jauh lebih banyak dibanding di lokasi lainnya di Bumi," kata Lea-Smith. "Ini artinya ada banyak hidrokarbon di Palung Mariana, yang membuat bakteri ini menggunakannya sebagai sumber makanan," tambahnya.
Ilustrasi lokasi Palung Mariana. Foto: Dcfleck via Wikimedia Commons (CC BY 2.5)
Lea-Smith memaparkan bahwa sebenarnya organisme lain yang memakan hidrokarbon sudah pernah ditemukan. Mereka hidup di banyak lingkungan berbeda di Bumi. Bahkan ia menjelaskan bahwa ada dugaan bakteri ini punya peran penting membantu mengatasi minyak bumi yang bocor kelautan.
ADVERTISEMENT
"Bakteri-bakteri ini mungkin punya peran penting dalam mengonsumsi setiap minyak yang sampai ke dasar lautan, hal itu membantu mengatasi polusi di lingkungan ini," kata Lea-Smith.
Selain itu, para peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan ada hidrokarbon yang dibuat para bakteri di dasar Palung Mariana.
Ilustrasi laut. Foto: Pixabay/rdshanky
Para periset menduga ada bakteri yang menggunakan hidrokarbon untuk hal lain. Misalnya, untuk bertahan hidup melawan tekanan ekstrem di dasar palung. Meski begitu, mereka menambahkan bahwa perlu ada riset lain untuk mengonfirmasi hal ini.
"Di riset ke depanya, kami sangat tertarik untuk mempelajari proses biokimia yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme di Palung Mariana untuk membuat hidrokarbon," ujar Lea-Smith.
"Hidrokarbon ini mirip dengan senyawa yang ditemukan pada bahan bakar diesel. Jika kita bisa mengidentifikasi ini, maka kita bisa memperkenalkannya pada bakteri untuk memproduksi biofuel, yang mungkin menggantikan diesel yang sekarang diproduksi dari bahan bakar fosil," imbuh dia.
ADVERTISEMENT