Peneliti Temukan Fosil Burung Dinosaurus Terkecil, Seukuran Kecoak

6 Maret 2018 18:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi burung terkecil. (Foto: Paul Martin/University of Manchester)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burung terkecil. (Foto: Paul Martin/University of Manchester)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar 127 juta tahun lalu, hiduplah banyak bayi burung dengan ukuran tak jauh beda dengan serangga seperti kecoak. Burung-burung mungil ini sempat hidup berdampingan dengan hewan-hewan terbesar yang pernah hidup di dunia, dinosaurus.
ADVERTISEMENT
Temuan ini diungkap para peneliti pada sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Menurut studi tersebut, burung mungil yang ditemukan di daerah situs fosil Las Hoyas, Spanyol, itu memiliki ukuran kurang dari lima sentimeter dan memiliki berat hanya sekitar 8,5 gram.
Karena itu, para peneliti mengklaim bahwa burung ini adalah burung zaman dinosaurus paling kecil yang pernah ditemukan.
Foto fosil. (Foto: Fabian Knoll/University of Manchester)
zoom-in-whitePerbesar
Foto fosil. (Foto: Fabian Knoll/University of Manchester)
Yang membuat fosil dari burung-burung tersebut unik adalah, mereka mati tak lama setelah menetas. Hal ini memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk menganalisis tulang dan perkembangan dari bayi burung itu.
Para peneliti mengetahui bahwa burung ini berasal dari grup Enantiornithes, kelompok burung dengan gigi dan cakar di sayapnya yang kini telah punah. Namun mereka masih belum menentukan apakah burung ini adalah spesies baru atau merupakan spesies yang telah diidentifikasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya telah ada spesies Concornis lacustris dan Iberomesornis romerali yang juga ditemukan di daerah situs fosil yang sama dengan fosil burung mungil ini.
Ilustrasi burung dinosaurus. (Foto: mrganso/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burung dinosaurus. (Foto: mrganso/pixabay)
Meski demikian, tim peneliti tetap mempelajari fosil-fosil ini demi menemukan bagaimana mereka hidup jutaan tahun lalu.
"Temuan baru ini, dan juga temuan lain dari seluruh belahan dunia, memberikan kesempatan bagi kita untuk mengintip dunia burung zaman lampau yang hidup pada era dinosaurus," ujar Luis Chiappe, peneliti dari LA Museum of Natural History dan juga salah satu penulis dari studi.
"Sangat mengagumkan untuk menyadari betapa banyak fitur dari burung yang hidup sekarang telah ada sejak lebih dari 100 juta tahun lalu," tambahnya.
Belum Bisa Terbang Ketika Menjadi Fosil
ADVERTISEMENT
Dengan bantuan teknik radiasi sinkrotron yang mampu mengambil gambar dari spesimen kecil hingga ke tingkat struktur mikronya, para peneliti berhasil mengetahui bayi burung ini belum bisa terbang saat mati.
Hal ini dikarenakan bagian tulang dadanya atau sternum burung tersebut masih berupa tulang rawan dan belum tumbuh sempurna. Namun hal ini bukan berarti bayi burung ini sangat bergantung kepada induknya untuk bisa bertahan hidup.
"Diversifikasi evolusi dari burung telah menghasilkan banyak strategi berbeda bagi bayi burung untuk berkembang," jelas Fabien Knoll, peneliti dari University of Manchester dan juga pemimpin studi.
"Dengan menganalisis perkembangan tulang kita dapat menemukan sifat evolusi lainnya."