Peneliti Ungkap Penyebab Manusia Menguap dan Manfaatnya bagi Otak

12 Juni 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Menguap Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menguap Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menurut laporan hasil riset baru yang telah dipublikasikan di jurnal Physiology & Behavior, ternyata menguap adalah refleks tubuh untuk mendinginkan otak. Kesimpulan itu didapat setelah para peneliti mempelajari 92 mahasiswa biologi. Di laboratorium, para peneliti mengubah dan mempelajari temperatur otak para mahasiswa tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini para peneliti ingin menguji hipotesis yang menyebut bahwa menguap dipicu oleh temperatur di tengkorak yang terlalu panas. Hipotesis tersebut juga menyatakan bahwa menguap dianggap membantu mendinginkan otak dengan mengambil darah hangat lalu menggantinya dengan darah yang lebih dingin.
Temperatur di otak memang bisa berubah-ubah. Beberapa penyebabnya antara lain adalah stres, rangsangan pada kortikal, dan pola tidur.
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
Para responden dalam riset ini dibagi jadi tiga kelompok dan diminta untuk meletakkan sebuah kompres dengan temperatur berbeda di arteri karotis, arteri yang menyalurkan darah ke leher serta ke kepala, mereka. Ada kompres dingin dengan temperatur 4 Celsius, hangat dengan temperatur 46 Celsius, atau bersuhu ruangan dengan temperatur 22 Celsius.
Tim peneliti kemudian meminta para responden untuk mengompres area itu selama lima menit. Selanjutnya, para peneliti menggunakan alat termografi untuk memeriksa perubahan pada temperatur otak para peserta riset.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, para responden diminta untuk menonton video sembilan orang yang sedang menguap yang berdurasi berdurasi 63 detik. Setelahnya, para responden diminta menjawab pertanyaan apakah mereka merasakan keinginan untuk menguap sebelum, saat, atau setelah menonton video.
Para peneliti menjelaskan bahwa menguap bisa menular. Mereka menduga ini adalah cara terbaik untuk menguji apakah temperatur darah ke otak mempengaruhi refleks menguap.
Dari situ para peneliti menemukan bahwa para responden yang mendinginkan otaknya memiliki dorongan yang lebih rendah untuk menguap dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kompres hangat atau suhu ruangan.
Ada 48,5 persen peserta pengguna kompres dingin yang merasakan dorongan menguap. Sedangkan ada 84,8 persen peserta pada kelompok pengguna kompres hangat yang merasakan dorongan menguap. Adapun pada kelompok yang menggunakan kompres dengan suhu ruangan, 69,2 persen di antara mereka merasakan dorongan menguap.
ADVERTISEMENT
"Temuan ini konsisten dengan riset sebelumnya yang mengindikasikan bahwa menguap berfungsi sebagai mekanisme pendingin otak," tulis para peneliti, dilansir Newsweek.
Meski begitu, ini bukan satu-satunya teori yang menjelaskan kenapa kita menguap. Pada 2013 lalu di jurnal Clinical Anatomy, peneliti Olivier Walusinski menuliskan laporan hasil riset bahwa menguap membantu mengirimkan cairan serebrospinal ke seluruh otak.