Penis Pria di Papua Nugini Membengkak Usai Disuntik Minyak Kelapa

15 April 2019 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memegang penis Foto: derneuemann via pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memegang penis Foto: derneuemann via pixabay
ADVERTISEMENT
Papua Nugini kini tengah diramaikan dengan maraknya kasus malapraktik pembesaran penis yang dialami oleh banyak pria. Sejumlah dokter bahkan sampai mengeluarkan peringatan bahaya kesehatan bagi mereka yang menyuntikkan zat asing, seperti minyak kelapa dan silikon, ke dalam penisnya untuk membuatnya menjadi besar.
ADVERTISEMENT
Seorang dokter di Port Moresby General Hospital mengatakan, selama dua tahun terakhir kliniknya telah merawat sekitar 500 pasien yang mengalami disfungsi penis akibat malapraktik tersebut.
"Saya telah melihat lima kasus baru setiap minggu selama dua tahun terakhir dan ini adalah kasus-kasus yang muncul untuk perawatan. Kami tidak tahu berapa banyak dari mereka di luar sana," kata ahli bedah di Port Moresby General Hospital, Akule Danlop.
Menurut laporan The Guardian, ada beberapa zat yang disuntikkan ke penis dalam kasus malapraktik ini, seperti minyak kelapa, minyak bayi, silikon, dan minyak goreng. Efek sampingnya dilaporkan cukup serius, dan terkadang tak bisa dipulihkan.
"Sebagian besar pasien memiliki massa penis yang abnormal, termasuk skrotumnya (kantong testis). Beberapa datang dengan kondisi penisnya ada borok," tutur Danlop. "Beberapa dari mereka mengalami kesulitan buang air kecil karena kulupnya bengkak sehingga tidak bisa berkontraksi."
Ukur diameter penis dengan lebih dulu mengukur kelilingnya Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Danlop harus melakukan operasi terhadap 90 orang pasien untuk mengatasi pembengkakan dan benjolan abnormal atau memperbaiki kerusakan otot ereksi. Dalam beberapa kasus, pasien mengalami masalah ereksi pasca operasi.
Profesor kesehatan reproduksi di Univesity of Papua New Guinea (UPNG), Glen Mola berkata, para pria tersebut ditipu ke dalam praktik medis berbahaya.
"Banyak pria muda yang ditipu... untuk membayar sejumlah uang agar diperbesar (penisnya) dan mengalami cedera yang cukup serius," ucap Mola. "Tindakan itu dapat menyebabkan kerusakan parah, dan dalam beberapa kasus pasien tidak dapat berhubungan seks lagi."
Suntikan tersebut, kata Mola, sering dilakukan oleh petugas kesehatan, terutama perawat pria. Mereka ini diduga punya lisensi untuk melakukan prosedur medis pembesaran penis sebagai penghasilan sampingan.
Ilustrasi penis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Danlop dan para dokter lain kini sedang mengumpulkan data dari para pasien yang dirawatnya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang mengapa mereka mau disuntik dan apakah pornografi turut mempengaruhi keputusan mereka atau tidak. Rata-rata alasannya untuk menambah panjang dan ketebalan penis demi meningkatkan pengalaman seksual dengan pasangannya masing-masing.
Danlop dan Mola menambahkan, tidak tahunya orang-orang terkait malapraktik pembesaran penis ini perlu diatasi. Mereka pun berusaha meningkatkan kesadaran akan bahaya suntikan zat asing ke penis.
"Ada kanker, ada kondisi lain (yang perlu ditangani). Agak frustasi melihat kasus-kasus (malapraktik pembesaran penis) ini ketika anda memiliki orang lain yang pantas mendapatkan (bantuan) dan kemudian mereka ini membuat diri sendiri terluka, mereka melakukannya untuk diri mereka sendiri," jelas Danlop.
ADVERTISEMENT