Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penjara, Tempat Pertama Rizal Ramli Beralih dari Fisika ke Ekonomi
13 Desember 2017 7:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Kalian yang belum pernah membaca biografi Rizal Ramli, mungkin tak pernah menyangka ahli ekonomi yang satu ini sebelumnya pernah berkuliah di jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB).
ADVERTISEMENT
Ya, saat itu Rizal muda memutuskan untuk kuliah di Fisika ITB lantaran dirinya mengidolakan Albert Einstein, ahli fisika yang pada tahun 1999 disebut oleh Majalah Time sebagai Manusia Abad Ini.
Sejak SMP Rizal telah mengagumi Einstein. Banyak buku mengenai Einstein yang telah ia baca.
Saking kagumnya terhadap Einstein, Rizal pun mengoleksi barang-barang yang terkait dengan Einstein. Tak cuma itu, ia pun sempat bercita-cita ingin menjadi fisikawan seperti Einstein.
Lalu, apa alasannya sehingga Rizal beralih bidang dari fisika ke ekonomi?
Sewaktu kuliah di ITB, Rizal menggeluti dunia aktivis. Karena sikapnya yang ikut memprotes pemerintahan Orde Baru pada tahun 1970-an, Rizal dan sejumlah mahasiswa lainnya sempat ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
ADVERTISEMENT
“Nah kemudian di penjara saya baca (buku) terus, kebanyakan soal political economy (ekonomi politik),” Rizal mengisahkan masa lalunya kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (8/12) sore lalu.
Memiliki ketertarikan yang begitu kuat terhadap bahasan ekonomi, akhirnya Rizal memutuskan setelah keluar dari penjara ia akan belajar ekonomi, bukan lagi fisika. Dan akhirnya Rizal memang tidak pernah menyelesaikan studi fisikanya di ITB.
Setelah keluar dari penjara di Bandung, Rizal sempat mendapat beasiswa untuk belajar Asain Studies di Sophia University, Tokyo. Di kampus Jepang itu, ia mengambil beberapa pelajaran, salah satunya sejarah ekonomi (economic history).
Kegemarannya membaca buku-buku berbahasa Inggris sejak kecil serta pengalamannya menjadi penerjemah buku-buku berbahasa Inggris dan Presiden Student English Forum (SEF) sewaktu kuliah memudahkan Rizal mendapatakan beasiswa dari kampus luar negeri lainnya.
ADVERTISEMENT
Beralih dari Jepang, Rizal kemudian mulai berkuliah di Boston University, Amerika Serikat. Di kampus itu Rizal memilih jurusan ekonomi.
Rizal yang selama ini menyukai pelajaran fisika dan matematika sempat terkejut.
“Saya kaget ternyata ekonomi itu isinya matematika mulu. Wah saya seneng dong,” kata Rizal.
Rizal mengaku tidak mengerti banyak istilah ekonomi, tapi banyaknya materi matematika dalam ekonomi telah mempermudah proses belajarnya.
“Ya saya mah sederhana. Pakai logika matematika ternyata banyak nolong (dalam belajar ekonomi),” ujarnya.
Tekun menggeluti ekonomi, Rizal kemudian meraih gelar PhD dari Boston University. Kembali ke Indonesia dan konsisten bergelut di bidang ekonomi, Rizal pun perlahan mulai dikenal sebagai ahli ekonomi nasional.
Saat era pemerintahan Gus Dur, Rizal sempat dipercaya untuk memegang amanah menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri serta Menteri Keuangan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma bergelut di ekonomi, di era pemerintahan Jokowi pun Rizal sempat dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman selama sekitar setahun.
Berbagai bidang tak menjadi masalah bagi Rizal. Logika dalam matematika dan sikap rasional ala Einstein selalu ia terapkan dalam mengahadapi dan menganalisis berbagai masalah serta mencari solusinya.