Pertolongan Pertama pada Korban Keracunan Gas Karbon Monoksida

18 Desember 2017 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonghyun SHINee (Foto: Instagram @jonghyun.fan)
zoom-in-whitePerbesar
Jonghyun SHINee (Foto: Instagram @jonghyun.fan)
ADVERTISEMENT
Hasil penyelidikan polisi di Gangnam, Korea Selatan, mengatakan Jonghyun 'SHINee' meninggal dunia akibat keracunan gas karbon monoksida yang dihasilkan oleh pembakaran briket batubara. Polisi menemukan Jonghyun 'SHINee' tewas dengan kondisi ada briket yang menyala di ruangannya di sebuah officetel (office-hotel) di kawasan Cheongdam-dong, Seoul, Korea Selatan, Senin (18/12).
ADVERTISEMENT
Gas karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran briket maupun pembakaran tak sempurna dari bahan lainnya merupakan gas beracun yang berbahaya.
Dr.Eng Agus Haryono, Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan gas karbon bisa berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah.
“Jadi hemoglobin kan harusnya mengikat oksigen. Dengan adanya gas CO, oksigen tidak bisa lagi terikat dengan hemaglobin karena sudah terkontaminasi dengan CO yang sangat kuat. Jadi korban nggak bisa bernapas lagi," papar Agus ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (18/12) malam.
Tentunya ada cara yang dapat kita lakukan ketika menemukan orang yang keracunan gas karbon monoksida. Agus menuturkan, ketika ada seseorang yang keracunan gas itu, maka sebaiknya orang tersebut “segera dibawa ke ruangan terbuka dan segera dipasang tabung oksigen.”
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, jika jumlah karbon monoksida yang terhirup si korban masih sedikit, korban tersebut masih bisa diselamatkan. Namun bila jumlah yang terhirup terlampau banyak, korban akan langsung meninggal.
Agus menggambarkan, orang yang menghirup karbon monoksida akan merasakan “efek tercekik, karena nggak bisa bernafas,” Analogi adalah seperti orang yang masuk ke dalam sumur kemudian tak bisa bernapas, ujarnya. Akibatnya, orang yang keracunan gas karbon monoksida dapat meninggal dunia seketika.
Selain menuturkan cara melakukan pertolongan pertama pada korban keracunan gas karbon monoksida, Agus juga memberi tips cara mencegah keracunan gas berbahaya tersebut.
Agus menyarankan kita untuk menggunakan alat pendeteksi (detektor) gas karbon monoksida ketika memasuki ruangan-ruangan yang rentan terdapat gas tersebut. “Ada alatnya, sehingga orang bisa tahu ruangan ini aman (atau tidak),” ujar Agus.
ADVERTISEMENT