Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Polisi Kesulitan Evakuasi Jasad Misionaris yang Dibunuh Suku Sentinel
23 November 2018 11:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian India kesulitan untuk mengevakuasi jasad misionaris asal Amerika Serikat, John Allen Chau, dari Pulau Sentinel Utara, India. Lokasi pulau yang sangat terisolasi membuat usaha yang dilakukan masih menemui jalan buntu.
ADVERTISEMENT
Associated Press (AP) melaporkan, pihak polisi sekarang sedang berkonsultasi dengan para antropolog dan ahli lainnya untuk mengevakuasi tubuh Chau.
Chau, pria berusia 26 tahun dari negara bagian Washington itu, dibunuh oleh anggota Suku Sentinel. Jasadnya mereka kubur di pantai Pulau Sentinel Utara.
Pada 15 November 2018, Chau membayar sekelompok nelayan 325 dolar AS atau sekitar Rp 4,7 juta untuk membawanya ke sebuah lokasi dekat dari Pulau Sentinel Utara. Dari lokasi itu ia menggunakan kayak untuk mendarat ke pulau tersebut.
Menurut laporan AP, Chau membawa para penduduk pulau itu bermacam-macam hadiah, seperti bola dan ikan. Chau tidak langsung dibunuh saat pertama kali sampai di pulau itu.
Di hari pertama, Chau sempat berinteraksi dengan anggota suku. Namun tiba-tiba anggota suku marah kepadanya dan mulai menembakkan panah. Kala itu Chau masih bisa kembali ke kapal.
ADVERTISEMENT
Tapi Chau kembali mengunjungi pulau itu keesokan harinya. Tidak diketahui pasti apa yang terjadi namun para nelayan yang mengantarnya mengaku melihat para anggota suku menyeret tubuh Chau di pantai dan menguburnya di sana.
"Ini adalah sebuah petualangan yang sia-sia," kata P.C. Joshi, profesor antropologi di Delhi University yang telah lama mempelajari Pulau Sentinel Utara. "Dia mengundang agresi itu," tambahnya.
Joshi mengatakan bahwa kunjungan yang dilakukan misionaris AS itu tidak hanya berisiko bagi keselamatan dirinya sendiri, tapi juga bagi hidup para penduduk pulau yang tidak memiliki resistensi pada banyak penyakit.
"Mereka tidak memiliki kemampuan imun pada penyakit apa pun. Penyakit ringan, seperti flu, bisa membunuh mereka," imbuh Joshi.