Polusi Udara Bisa Picu Penyakit Glaukoma pada Mata

20 Maret 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penglihatan wanita berubah saat hamil Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penglihatan wanita berubah saat hamil Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hidup di kota-kota besar menyebabkan kita terbiasa dengan polusi udara dari kendaraan, pabrik, maupun mesin-mesin lainnya. Polusi udara yang begitu parah tak hanya bisa menimbulkan masalah pernapasan, tapi juga masalah kesehatan mata.
ADVERTISEMENT
Polusi serta kotoran di udara bisa sewaktu-waktu mengotori wajah dan masuk ke dalam mata kita. Hal ini bisa berbahaya bagi mata, salah satunya bisa menjadi pemicu glaukoma.
"Polusi dan paparan sinar UV bisa menyebabkan stres oksidatif. Dan stres oksidatif bisa menjadi salah satu pemicu glaukoma," tutur Emma Rusmayani, dokter spesialis mata, saat dijumpai di Jakarta, Rabu (20/3).
dr. Emma Rusmayani, SpM. Foto: Alfaddillah/kumparan
Emma menuturkan, kerap terpapar polusi bisa membuat mata sering mengalami infeksi, atau bahkan menimbulkan peradangan mata. Bahayanya, mata yang sering terinfeksi merupakan salah satu indikasi glaukoma sekunder.
Hal lain yang memperparah kondisi mata ini adalah ketika kita terlalu sering menggunakan obat tetes mata. Terutama obat yang mengandung steroid.
"Sering menggunakan obat tetes mata juga tidak baik. Beberapa kali penggunaan saja harusnya sudah cukup. Kalau digunakan berlebihan, apalagi lebih dari 2 minggu dan mengandung steroid, bisa mengganggu tekanan bola mata serta menyebabkan glaukoma,” terang Emma.
Ilustrasi Botol Tetes Mata Foto: Shutterstock
Glaukoma sendiri adalah penyakit mata yang diakibatkan oleh kerusakan pada saraf optik dan kemudian menyebabkan gangguan pada lapang pandangan. Penyebabnya antara lain karena tekanan bola mata yang meninggi akibat adanya hambatan pada pengeluaran cairan bola mata (humour aquos).
ADVERTISEMENT
Selain itu, kerusakan saraf optik juga bisa terjadi karena gangguan suplai darah ke serat saraf optik atau terdapat masalah pada serat saraf optik tersebut.
"Glaukoma merupakan 'pencuri' penglihatan kedua terbanyak di dunia setelah katarak. Dan seringkali diderita tanpa gejala. Jadi, perlu dilakukan screening dan medical check up secara rutin. Terutama kalau orang tua atau saudara kandung menderita glaukoma," tutur Emma.
Pencegahan glaukoma dalam bentuk pemeriksaan mata secara rutin menjadi penting karena menurut Emma, sifat kebutaan glaukoma adalah permanen alias tidak dapat diperbaiki (irreversible).