Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Kutu memang tidak terdengar berbahaya. Tapi, ia bisa membunuh orang dengan cara membantu menyebarkan penyakit berbahaya. Contohnya, seperti kasus ini.
ADVERTISEMENT
Seorang pria di New York, Amerika Serikat, meninggal dunia akibat penyakit otak langka bernama demam Powassan. Itu adalah salah satu penyakit yang bisa disebarkan oleh kutu. Sekarang, penyakit itu menjadi semakin sering ditemukan.
Menurut Ulster County Department of Health, pria yang namanya dirahasiakan itu meninggal pada akhir Juli 2019 lalu. Kematiannya merupakan kasus Powassan pertama yang terjadi di negara bagian New York.
"Sangat penting bagi semua penduduk New York untuk mengambil langkah-langkah pencegahan melawan penyakit yang disebarkan kutu, terutama saat melakukan aktivitas di luar ruangan," ujar Carol Smith, Ulster County Commissioner of Health and Mental Health, seperti dilansir Gizmodo.
"Masyarakat harus dengan telaten memeriksa dirinya dan peliharaannya atas kutu atau bekas gigitan kutu," lanjutnya.
Penyakit ini disebarkan oleh gigitan tiga spesies kutu yang hidup di AS, yaitu kutu rusa, kutu tupai, dan kutu groundhog. Ketiganya terpapar virus penyebab penyakit Powassan dari tikus. Menurut laporan, kasus Powassan biasanya hanya terjadi di sebelah timur AS.
ADVERTISEMENT
Orang yang terinfeksi simtom Powassan biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Tapi, ketika sakit, penderitanya mengalami demam, sakit kepala, muntah-muntah, dan pelemahan otot.
Dalam kasus yang sangat langka, penderitanya akan menderita infeksi saraf otak. Dari kasus infeksi serius, 10 persen penderitanya meninggal dunia, sedangkan lebih dari 50 persen mengalami masalah saraf. Belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk penyakit Powassan.
Pada kasus pria ini, para petugas kesehatan setempat melaporkan bahwa ia memiliki beberapa kondisi medis. Itu mungkin turut memperparah kondisinya dan akhirnya menyebabkan kematian si pria.