Puluhan Ribu Struktur Misterius Bangsa Maya Ditemukan di Guatemala

4 Februari 2018 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peta struktur peninggalan bangsa Maya di Guatemala (Foto: Canuto & Auld-Thomas/PACUNAM via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Peta struktur peninggalan bangsa Maya di Guatemala (Foto: Canuto & Auld-Thomas/PACUNAM via AP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari sebuah survei udara yang dilakukan di Guatemala bagian utara ditemukan lebih dari 60 ribu struktur peninggalan bangsa Maya, seperti piramida, dam, fondasi rumah, serta benteng pertahanan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Live Science, penemuan baru ini telah membawa banyak arkeolog ke situs baru tersebut untuk menyelidiki dan menjelajahinya. Tom Garrison, arkeolog bidang kebudayaan Maya yang menjadi bagian dari tim survei ini, menjelaskan bahwa temuan ini dapat mengubah estimasi dari jumlah bangsa Maya yang hidup di daerah itu.
Ia mengatakan jumlah bangsa Maya yang mendiami tempat itu di masa lampau lebih banyak dibandingkan jumlah populasi sekarang, dan bangsa Maya berhasil melakukan itu tanpa menghancurkan hutan di sekitar mereka.
Menurut Lisa Lucero, antropolog dari University of Illinois, hasil temuan ini memperlihatkan bahwa ada suatu cara untuk menopang kehidupan masyarakat Maya kuno tanpa perlu merusak lingkungan sekitar.
Teknologi Lidar
Untuk bisa menemukan bukti dari jumlah populasi bangsa Maya yang hidup di daerah Guatemala utara ini, survei dilakukan dengan menggunakan teknologi yang disebut lidar.
ADVERTISEMENT
Lidar adalah teknologi optik peraba jarak jauh. Cara kerja lidar adalah dengan menembakkan sinar laser ke permukaan Bumi dari ketinggian, dalam kasus survei dari pesawat terbang, dan kemudian menghitung gelombang yang dipantulkan kembali.
Gelombang tersebut kemudian digunakan untuk membuat sebuah gambar tiga dimensi atas permukaan Bumi. Teknologi ini mirip dengan sonar yang digunakan kalelawar untuk mencari mangsa, bedanya lidar menggunakan gelombang cahaya sementara kalelawar menggunakan gelombang suara.
Seperti namanya lidar adalah singkatan dari "light detection and ranging" alias “deteksi cahaya dan pengukuran jarak”.
Teknologi lidar ini terbukti sangat membantu. Sebab di hutan lebat tempat bangsa Maya pernah berdiam ini, sangat mudah sebuah melewatkan gundukan arkeologi jika hanya mencarinya dengan cara manual.
ADVERTISEMENT
Menurut David Stuart, antropolog dari University of Texas Austin, kemampuan lidar untuk memetakan topografi suatu wilayah dengan presisi tinggi menyebabkan topografi seperti jalanan, fondasi rumah dan alun-alun, bisa terlihat.
Manfaat Penggunaan Lidar untuk Arkeologi
Lidar sendiri pertama kali digunakan dalam bidang arkeologi pada 1985 di Kosta Rika. Tetapi baru pada tahun 2009 lidar digunakan untuk memetakan wilayah bekas masyarakat Maya hidup di Belize.
Menurut Payson Sheet, pemimpin tim penyelidik yang pertama kali menggunakan lidar di Kosta Rika, kehadiran lidar sangat revolusioner. Ia menempatkan lidar sama dengan penemuan penanggalan radiokarbon yang sangat membantu bidang arkeologi.
Lucero menjelaskan, salah satu fitur canggih dari lidar adalah bisa melihat jumlah jalan yang dibangun bangsa Maya. Bangsa Maya tidak menggunakan hewan untuk mengangkut barang, kata Lucero, jadi jalanan tersebut tidak digunakan sebagai jalur bagi gerobak atau alat sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Ketika musim hujan, bangsa Maya mungkin menggunakan jalanan-jalanan itu sebagai jalur lintasan air.
Tak hanya pembuatan dan penggunaan jalan, ada banyak hal lainnya yang bisa dipelajari dari bangsa Maya berkat penemuan dengan bantuan lidar ini. Peta yang dibentuk oleh lidar ini memperlihatkan adanya topografi dari objek-objek yang dibuat ataupun sengaja tidak dibuat oleh bangsa Maya pada saar itu.
Stuart mengatakan, bagian kosong dari peta buatan lidar ini adalah tempat yang tidak ditinggali bangsa Maya. Ia menjelaskan, dengan mempelajari lokasi tempat tinggal bangsa Maya, kita dapat menemukan bagaimana cara bangsa Maya menggunakan lahan, air, serta bercocok tanam.
"Ini akan mengubah bagaimana kita melihat populasi Maya hidup di lanskap itu," ujar Stuart. "Dengan memiliki gambaran yang akurat atas apa yang ada di sana, baru kita bisa mulai mempelajari organisasi, sistem cocok tanam, penggunaan lahan, jalanan, dan komunikasi (bangsa Maya)."
ADVERTISEMENT