Riset: Internet Bisa Ubah Pandangan Orang Terhadap Agama

17 Januari 2018 13:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi internet (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi internet (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah artikel yang diterbitkan pada Bulan Januari 2018 di The Journal for Scientific Study of Religion mengatakan, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain internet, semakin berkurang tingkat ketaatan seseorang terhadap agama.
ADVERTISEMENT
Para sosiolog menganggap fenomena ini sebagai religious tinkering. Menurut Paul McClure, mahasiswa program doktor Sosiologi di Baylor University yang melakukan penelitian ini, maksud dari "tinkering adalah seseorang yang tidak lagi berpegang pada institusi atau dogma agama.”
"Saat ini, karena kita semakin sering menghabiskan waktu bermain internet, kita berpikir lebih pluralis terhadap agama sebelum kita menjadikannya jalan hidup," katanya.
Ilustrasi agama. (Foto: Tumblr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi agama. (Foto: Tumblr)
McClure melakukan studi terhadap 1.700 orang dewasa yang berpartisipasi pada Baylor Religion Survey di tahun 2010. Pertanyaannya meliputi seberapa sering mereka mengikuti kegiatan keagamaan, berapa lama mereka berselancar di internet, dan seberapa setuju mereka dengan pernyataan, 'semua agama di dunia sama-sama benar'.
Hasil jawaban ini kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah ada hubungan antara waktu yang kita habiskan untuk berselancar di internet dengan waktu untuk beribadah. Analisisnya juga menggunakan variabel lainnya, seperti umur, etnis, tempat tinggal, dan politik.
ADVERTISEMENT
Yang mengejutkan McClure dari data penelitiannya adalah salah satu variabel menunjukkan orang yang menghabiskan banyak waktu dengan internet cenderung tidak memilih agama apapun. Mereka juga lebih sering melewatkan waktu untuk beribadah dan memiliki pandangan lebih pluralis, serta tidak percaya ada agama ‘yang paling benar’.
Hal ini disebabkan karena internet memberikan pengetahuan pada penggunanya mengenai kepercayaan, pandangan, serta pemikiran lain yang mungkin dijadikan pandangan hidup pribadi seseorang selain agama.
“Internet merupakan wadah untuk menciptakan pemikiran baru,” kata McClure.
Awasi dan ajarkan anak menggunakan internet (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Awasi dan ajarkan anak menggunakan internet (Foto: thinkstock)
Namun, alasan yang paling jelas dan sederhana mengapa seseorang menjadi lebih jarang beribadah adalah karena orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan internet sehingga waktu untuk beribadahnya terlewat.
Penelitian ini berpotensi memunculkan kembali perdebatan, apakah pembatasan terhadap internet perlu dilakukan agar seseorang tidak kecanduan dan bisa melupakan kegiatan lainnya selain aktif berselancar internet.
ADVERTISEMENT