Riset: Minyak Ganja Mungkin Bisa Obati Anjing Epilepsi

31 Mei 2019 11:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru yang dilakukan tim peneliti di AS membuktikan khasiat lain dari sebuah minyak ganja atau cannabidiol (CBD) oil. Mereka berpendapat bahwa minyak tersebut mungkin bisa menjadi pengobatan efektif untuk mengurangi gejala kejang pada anjing yang epilepsi.
ADVERTISEMENT
Untuk melihat manfaat minyak yang berasal dari ganja itu, para periset dari Colorado State University menguji klinis 16 anjing yang didiagnosis dengan epilepsi idiopatik, suatu kondisi neurologis umum yang mempengaruhi sekitar satu dari dua puluh anjing peliharaan di AS.
Dalam studi ini, sembilan anjing diberi minyak CBD secara oral, sementara sisanya dirawat dengan plasebo selama tiga bulan. Semua anjing pengidap epilepsi ini diharuskan mengkonsumsi obat antikonvulsan standar, termasuk fenobarbital dan kalium bromida.
Hasilnya, 89 persen anjing yang menggunakan minyak CBD mengalami penurunan frekuensi kejang. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengurangan kejang dan jumlah konsentrasi minyak ganja dalam darah anjing.
Ilustrasi minyak ganja. Foto: Shutter Stock
Para peneliti mencatat tidak ada efek semping pada anjing peserta riset yang dilaporkan pemilik. Hanya dua anjing yang terpaksa dikeluarkan dari penelitian ini karena memiliki ataksia, kehilangan kendali atas fungsi tubuh.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat adanya hubungan antara manfaat CBD dengan pengurangan kejang pada anjing," Stephanie McGrath seorang ahli saraf dan penulis riset, seperti dikutip IFL Science. " Ini sangat menarik bahwa mungkin kita bisa mulai melihat CBD di masa depan sebagai alternatif dari obat antikonvulsif yang ada."
Walau menjanjikan, namun ada pihak yang meragukan hipotesis tersebut. Menurut organisasi American Kennel Club, para ilmuwan tahu bahwa CBD berinteraksi dengan reseptor endocannabinoid dalam sistem saraf, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana senyawa itu secara jelas dapat memengaruhi anjing.
Bukti anekdotal menunjukkan bahwa CBD dapat mengurangi rasa sakit, mual, kecemasan, dan kanker. CBD hanya mengandung 0,3 persen komponen psikoaktif kanabis tetrahydrocannabinol (THC) dibandingkan dengan CBD yang bersumber dari mariyuana yang mengandung sebanyak 30 persen.
Ilustrasi tanaman ganja. Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Menurut Undang-Undang Pertanian AS tahun 2014, CB yang bersumber dari rami dapat digunakan untuk penelitian. Sementara CBD yang berasal dari ganja dilarang secara federal karena efeknya yang dapat mengubah pikiran -meski beberapa negara bagian AS melegalkannya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan WebMD, minyak CBD diekstrak dari bunga dan tunas dari tanaman mariyuana dan rami telah sering dipertanyakan dalam pengobatan medis pada manusia, seperti perawatan kecemasan hingga sulit tidur. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah diminta banyak pihak untuk melegalkan obat epilepsi berbasis ganja pada 2018 lalu.
Para peneliti di Colorado State University telah melakukan uji coba kedua pada Januari 2018 untuk mencari dosis minyak ganja yang tepat pada anjing epilepsi. Dari pengujian ini diharapkan mereka bisa menggali lebih farmakokinetika dari efek CBD, bagaimana ia meresap dalam tubuh, dan bagaimana ia berdampak pada sistem tubuh, misal, metabolisme.