Riset: Otak Manusia Bisa Kenali Senyuman 'Menghina'

16 Maret 2018 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi senyuman. (Foto: Mauricio Mascaro via pexels)
Tidak ada yang lebih menyebalkan ketika mendapat sebuah senyuman yang menghina atau merendahkan dari orang lain. Ternyata, otak kita sendiri mampu mengenali serta memberikan reaksi terhadap senyuman menghina yang kita dapatkan.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFL Science, suatu tim peneliti dari University of Winconsin-Madison melakukan studi terhadap reaksi otak kita terhadap beragam jenis senyuman, salah satunya senyuman menghina tersebut.
Ternyata dalam hasil studi mereka yang telah dipublikasikan di jurnal Nature itu, ditemukan bahwa senyuman menghina dikategorikan oleh otak kita sebagai suatu ancaman kepada kita.
Tim peneliti menemukan ini dengan melakukan eksperimen kepada 90 orang laki-laki. Mereka diminta untuk memberikan sebuah pidato pendek ke kamera.
Saat berpidato mereka akan diberikan reaksi non-verbal dari para penonton atau juri. Yang mereka tidak ketahui adalah reaksi non-verbal dari para juri itu telah direkam sebelumnya. Hal ini dilakukan agar para peserta eksperimen bisa memberikan respons asli saat mendapat reaksi tersebut dari para juri.
ADVERTISEMENT
Ada tiga jenis senyum yang ditampilkan kepada para peserta eksperimen. Yang pertama adalah senyum "hadiah," lalu senyum "peduli," dan senyum "dominasi". Jenis senyum menghina masuk dalam kategori senyum “dominasi”.
Dalam eksperimen ini ditemukan kandungan kortisol dan hormon stres pada peserta meningkat setiap kali muncul reaksi dari para juri. Namun uniknya, pada saat ditunjukkan senyuman jenis dominasi, peningkatan kortisol yang terjadi adalah sebanyak tiga kali lipat.
Selain itu, terjadi juga peningkatan detak jantung pada tubuh. Semua hal tersebut menunjukkan reaksi yang sama dengan reaksi orang saat mendapat serangan verbal.
Kesimpulannya, otak kita dapat mengenali senyum menghina sebagai ancaman meski tanpa ada kata-kata yang diucapkan. Dan otak akan memberikan respons terhadap hal tersebut.
Otak manusia (ilustrasi). (Foto: Pixabay/PeteLinforth)
Namun demikian, para peneliti menyadari bahwa studi ini masih memiliki sejumlah batasan sehingga diperlukan studi lanjutan untuk mendukung temuan ini.
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan pernah memberikan senyum menghina kepada siapa pun, ya. Sebab, besar kemungkinan setiap orang bisa menyadarinya.