Riset: Polusi Udara Bisa Sebabkan Kebotakan

10 Oktober 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pria Botak (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pria Botak (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset mengungkap efek negatif dari polusi udara. Polusi udara, menurut hasil riset ini, ternyata bisa mengganggu sel-sel di kulit kepala manusia dan menyebabkan kebotakan.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan para peneliti dari Korea Selatan. Hasilnya telah dipaparkan pada European Academy of Dermatology and Venereology Congress di Madrid, Spanyol, pada 10 Oktober 2019.
Dalam riset ini, tim peneliti yang dipimpin Hyuk Chul Kwon dari Future Science Research Centre di Korea Selatan, menemukan bahwa polutan di udara menurunkan keberadaan empat protein yang membantu pertumbuhan rambut dan retensi rambut.
Riset juga menemukan bahwa efek negatif itu meningkat ketika jumlah partikel di udara bertambah. Hal ini memberi dugaan bahwa mereka yang hidup di kota atau dekat dengan tempat industri memiliki risiko lebih besar mengalami kebotakan.
Meski begitu, Kwon mengatakan bahwa temuannya ini perlu dikonfirmasi oleh riset lanjutan atau riset lain. Sebab, penelitian ini baru dilakukan di dalam laboratorium.
ADVERTISEMENT
"Riset kami mempelajari proses apa yang terjadi ketika sel pada dasar folikel rambut terekspos pada polutan di udara," kata Kwon kepada The Independent.
"Riset ini dilakukan di laboratorium dan perlu ada riset lanjutan untuk memahami seberapa cepat pengaruh hal ini pada orang-orang yang secara reguler terpapar polutan di kehidupan sehari-harinya," lanjut dia.
Kwon berhipotesis bahwa pada tingkat tertentu, paparan polusi ini bisa menyebabkan kebotakan.
Rambut rontok. (Foto: Thinkstock)
Jalannya riset
Di laboratorium, tim peneliti mengekspos sel folikel manusia pada beberapa konsentrasi PM 10 (partikel yang ukurannya di bawah 10 mikron) atau partikel lain yang lebih kecil dari itu. Selanjutnya, para periset menggunakan teknik bernama western blotting untuk mendeteksi tingkat protein-protein pada sel.
Mereka menemukan adanya penurunan protein beta-catenin. Itu adalah protein yang membantu rambut tumbuh dan meregulasi serta meregenerasi folikel.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada tiga protein lain yang membantu perkembangan serta retensi rambut yang juga terganggu akibat paparan polutan. Protein itu adalah cyclin D1, cyclin E, dan CDK2.
"Ketika sel pada kulit kepala manusia dipaparkan polutan udara yang tercipta dari bahan bakar fosil, jumlah protein pada sel yang membantu perkembangan dan retensi rambut secara signifikan berkurang," papar Kwon.
"Semakin banyak polutan yang terekspos pada sel, semakin besar dampak itu. Karenanya, temuan riset kami membuka dugaan bahwa partikulat matter (red-- partikel halus atau PM) bisa menyebabkan kebotakan," tambah dia.
Cover Story Konten Spesial: Polusi Udara Jakarta. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Jenny Bates, aktivis lingkungan dari Friends of the Earth, menyambut baik hasil riset ini. "Ini adalah bukti ilmiah terbaru yang menunjukkan dampak merugikan atas polusi udara terhadap tubuh dan kesehatan kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pihak berwenang dan masyarakat mesti bahu-membahu mengatasi masalah ini. Ia juga menyarankan agar masyarakat menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan.
"Masyarakat bisa membantu dengan menggunakan jenis transportasi yang rendah polusi. Selain itu, kita memerlukan kendaraan yang ramah lingkungan di jalan kita, dan lebih banyak transportasi umum, jalan bagi pesepeda dan pejalan kaki," ujar Bates.
"Ini akan membuat kota-kota menjadi lebih bersih dan sehat, dan juga akan mengurangi emisi yang menyebabkan gangguan iklim," harapnya.