Sebuah Senyawa Kimia di Dapur Bisa Bikin Pria Punya Penis Kecil

Ilustrasi memegang penis (Foto: derneuemann via pixabay)

Sebuah riset terbaru di Italia mengungkap bahaya sebuah senyawa kimia yang banyak terdapat di dapur terhadap kesehatan reproduksi pria. Riset menemukan bahwa senyawa perfluoroalkyl (PFC) bisa menyebabkan pria punya penis kecil dan kualitas sperma yang lebih buruk.

Hasil lengkap riset dari University of Padua, Italia, ini telah terbit di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

Sebelumnya PFC, salah satu senyawa yang membuat peralatan makan atau masak jadi anti basah dan lengket, telah diketahui bisa mengganggu sistem reproduksi dengan mengganggu pensinyalan hormon.

Sekarang, dalam riset terbaru ini, tim peneliti menemukan bahwa pria muda yang tumbuh besar di daerah dengan air minum terkontaminasi PFC memiliki penis yang jauh lebih kecil dan sperma yang kurang aktif, dibandingkan mereka yang tumbuh besar dengan air bersih.

Ilustrasi dapur fungsional (Foto: pixabay)

Dalam riset ini Andrea Di Nisio dan timnya melakukan beberapa eksperimen seluler di laboratorium. Mereka ingin mencari bukti langsung bagaimana dua PFC paling umum, PFOA dan PFOS, bisa menempel pada reseptor testosteron serta mencegah pengaktifannya.

"Riset ini mendokumentasikan bahwa PFC memiliki dampak besar pada kesehatan pria karena mereka secara langsung mengganggu jalur hormon dan berpotensi menyebabkan infertilitas pada pria," tulis tim peneliti dalam hasil riset ini, sebagaimana dilansir IFL Science.

"Kami menemukan bahwa peningkatan PFC di plasma dan cairan mani secara positif memiliki korelasi dengan sirkulasi testosteron dan penurunan kualitas semen, volume testis, panjang penis, dan AGD (anogenital distance)," tambah mereka.

AGD yang tim peneliti maksud adalah perkembangan sistem reproduksi pria yang abnormal.

Daerah Veneto di provinsi Padua, Italia, merupakan salah satu dari empat lokasi di dunia yang tercemar parah dengan PFC. Tiga lokasi lain adalah Dordrecht di Belanda, distrik Shandong di China, dan Mid-Ohio Valley di AS.

Kondisi perlatan dapur diperiksa dan dibersihkan. (Foto: Pixabay)

"Laporan pertama mengenai air terkontaminasi PFC berasal dari 1977. Besarnya masalah ini mengkhawatirkan, sebab dampak buruknya akan mempengaruhi generasi muda dari 1978 ke depan," jelas tim peneliti.

Selain itu, semua PFC yang telah masuk ke lingkungan akan terus mengancam kita semua. Sebab, tim peneliti mengestimasi, PFC mampu bertahan lebih lama di Bumi dibanding umat manusia.

Di Nisio mengatakan bahwa sekarang prioritasnya adalah mencari cara untuk mengangkat PFC dari darah dengan aman. Menurutnya, langkah pencegahan sulit dilakukan.

"Di Italia sangat sulit untuk mengetahui jika suatu produk mengandung senyawa kimia ini," ujarnya, dikutip dari IFL Science.

"Bahkan jika ada produk yang secara eksplisit menyatakan 'bebas-PFOA' saya tetap merasa tidak aman, karena PFOA adalah satu dari ratusan senyawa PFC dan semua senyawa itu bisa berbahaya. Karenanya sangat sulit untuk menghindari kontak dengan PFC," paparnya.