Sejarah Prostitusi di Dunia: Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu

10 Januari 2019 8:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang Babilonia. (Foto: Perlinator/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang Babilonia. (Foto: Perlinator/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Prostitusi memang kerap kali menimbulkan pro dan kontra. Namun terlepas dari segala kontroversi mengenai legalitas jual beli jasa seks, prostitusi sebenarnya sudah memiliki sejarah yang sangat tua, bahkan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam paparan hasil studi yang dilakukan Ehsan Rostamzadeh dari Faculty of Law Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan rekan-rekannya, disebutkan bahwa prostitusi mulai tumbuh sejak 4.000 tahun lalu di peradaban Mesir dan kemudian muncul di peradaban-peradaban kuno lainnya, seperti peradaban Asyura, Babilonia, dan Iberia.
Yang membedakannya dengan praktik prostitusi modern adalah praktik prostitusi pada peradaban kuno dilakukan untuk kepentingan agama.
Dalam buku Love For Sale: A World History of Prostitution yang ditulis oleh Nils Johan Ringdal, disebutkan bahwa di wilayah Mesopotamia yang terletak di antara sungai Tigris dan Eufrat, terdapat berbagai suku yang tinggal di wilayah tersebut. Bangsa Sumeria yang hidup di Mesopotamia antara 5.500 hingga 4.000 tahun Sebelum Masehi merupakan orang-orang pertama yang membangun kuil.
Ilustrasi Taman Gantung di Babilonia (Foto: Carla216 via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taman Gantung di Babilonia (Foto: Carla216 via Flickr)
Pada masa itu, perempuan-perempuan yang mengabdi pada Dewi Ishtar, dewi cinta dan perang, akan menawarkan jasa kepada pada pria yang memberikan uang ke kuil mereka. Jasa yang ditawarkan adalah untuk menggunakan kekuatan suci yang berasal dari tubuh mereka.
ADVERTISEMENT
Dewi Ishtar sendiri merupakan pelindung dari pada pekerja seks yang disebut sebagai harimtu, baik itu yang menawarkan diri mereka di luar kuil, ataupun di tempat-tempat minum.
Sejarawan abad kelima Sebelum Masehi, Herodotus, pernah mengatakan ia pernah melihat wanita Babilonia berhubungan seks dengan pria asing di kuil Ishtar. Ia mengatakan, setiap wanita akan melakukannya setidaknya sekali seumur hidup. Bagi para gadis, beginilah cara mereka kehilangan keperawanan.
Sementara di Suriah, Herodotus mengatakan wanita akan menjual rambut atau tubuh mereka dan memberikan uang tersebut untuk dewi cinta Astarte.
Ilustrasi kelamin pria dan wanita saat bercinta (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelamin pria dan wanita saat bercinta (Foto: Thinkstock)
Praktik prostitusi juga dilakukan di masa Mesir Kuno yang dibuktikan oleh lembaran papirus, lukisan, mitologi, dan berbagai tulisan mengenai prostitusi di masa tersebut.
Saat Abad Pertengahan di Eropa, prostitusi justru cukup berkembang subur. Dalam Encyclopedia of Relationships Across The Lifespan yang ditulis oleh Jeffrey S. Turner, prostitusi dianggap sebagai kejahatan yang tidak terhindarkan. Berbagai kota di Eropa memiliki peraturan untuk menertibkan prostitusi.
ADVERTISEMENT
Di Paris misalnya, para pekerja seks tidak diperbolehkan untuk masuk ke beberapa daerah di kota Paris. Sementara di kota-kota di Inggris, pekerja seks diharuskan memakai baju yang menandakan profesi mereka.
Di Abad Pertengahan, prostitusi dilakukan untuk menghindari masalah moral yang lebih besar, seperti masturbasi misalnya yang dianggap sebagai dosa besar.