Sekjen ALMI: Racun Lionfish Belum Bisa Disebut Obat Antikanker Serviks

21 Agustus 2019 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ikan Lionfish. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ikan Lionfish. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) jurusan Teknik Bioproses Fakultas Teknik, mengklaim berhasil menemukan dan membuat obat antikanker serviks (kanker leher rahim). Mereka membuatnya dari racun duri ikan lionfish.
ADVERTISEMENT
Mustika Sari, salah satu dari ketiga mahasiswa itu, menjelaskan bahwa alasan mereka memilih ikan lionfish sebagai bahan pembuatan “obat” ini adalah karena racun duri lionfish mengandung peptida yang memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker. Kandungan peptida ini, menurut mereka, bisa menghambat proliferasi sel kanker secara selektif.
Lebih lanjut, mereka mengatakan bahwa ekstrak racun dari duri lionfish ini telah mereka ujikan secara in vitro terhadap sel kanker. “Hasil yang diperoleh dari pengujian in vitro terlihat adanya efek inhibisi terhadap sel kanker serviks. Efek inhibisi ini menunjukkan pengujian berhasil membunuh sel kanker yang ada,” terang Mustika.
Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang meneliti racun duri lionfish untuk dijadikan obat antikanker serviks. Foto: Dok. Universitas Indonesia
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Berry Juliandi, mengatakan penelitian yang dilakukan oleh tuga mahasiswa UI ini sebenarnya baru dalam tahap kultur sel atau in vitro.
ADVERTISEMENT
“Saya lihat penelitian ini baru di tingkat kultur sel atau in vitro. Jadi sebenarnya peptida dari racun lionfish-nya mampu menghambat pembelahan atau proliferasi sel kanker yang digunakan pada kultur sel,” ujar Berry saat dihubungi kumparanSAINS, Rabu (21/8).
Itu artinya, penemuan ini masih dalam tahap penelitian awal, dan duri racun lionfish tersebut belum bisa disebut sebagai obat antikanker serviks. Menurutnya, masih sangat dini untuk menyebut dan mengklaim bahwa duri racun lionfish bisa dijadikan obat antikanker serviks.
Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., Sekjen ALMI Foto: Joseph Pradipta/kumparan
Lebih lanjut, Berry menjelaskan, penelitian seperti ini sebenarnya sudah sering dilakukan. Sebelumnya, sudah banyak penelitian sejenis atas berbagai zat alami, seperti tumbuhan, hewan, dan bakteri yang diekstrak dan diuji ke sel kanker secara in vitro.
ADVERTISEMENT
“Jadi bukan hal baru dan tidak menjamin bisa menjadi obat kanker. Namun, saya sampaikan sekali lagi, penemuan ini berpotensi menjadi obat kanker jika diteruskan eksperimennya ke uji pra-klinis pada hewan dan kemudian uji klinis di manusia. Jadi masih sangat panjang kalau mau disebut sebagai obat kanker. Masih sangat dini dan sifatnya masih eksplorasi,” papar Berry.
Berry menjelaskan bahwa untuk sampai pada kesimpulan bahwa ekstrak racun duri lionfish bisa dijadikan obat kanker atau tidak, zat ini tentunya harus melalui serangkaian pemeriksaan dan penelitian. Setidaknya ada 3 tahapan riset yang panjang sebelum zat tertentu bisa dikatakan sebagai obat kanker.
Kendati begitu, menurut Berry, apa yang dilakukan oleh mahasiswa UI ini patut diapresiasi. Jadi, tidak menutup kemungkinan racun duri lionfish benar-benar bisa dijadikan obat antikanker serviks.
ADVERTISEMENT
“Jadi secara wajar hasil penelitian ini kita patut hargai apalagi oleh mahasiswa,” tutup Berry.