Seorang Perempuan Meninggal Setelah Jalani Akupuntur Lebah

20 Maret 2018 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lebah (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Lebah (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan berusia 55 tahun di Spanyol meninggal dunia setelah melakukan pengobatan alternatif akupuntur. Anehnya, ia tidak melakukan akupuntur dengan menggunakan jarum khusus akupuntur, tetapi dengan sengatan lebah.
ADVERTISEMENT
Wang Menglin, seorang pelaku akupuntur lebah, menjelaskan bagaimana melakukan akupuntur ini. “Kami memegang lebahnya, kemudian mengarahkannya ke tubuh dan memencetnya sampai sengatnya muncul,” Setelah itu, lebah akan mati.
“Kami sudah mengobati pasien dengan berbagai penyakit, dari artritis hingga kanker dan semuanya berhasil,” kata Wang kepada ABC.
Paula Valquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta, peneliti dari Ramon y Cajal University Hospital di Spanyol melakukan studi terhadap kasus kematian perempuan ini.
Perempuan tersebut melakukan akupuntur lebah yang disebut juga apiterapi itu selama dua tahun. Ia melakukannya sebulan sekali.
Lebah yang digunakan untuk terapi (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lebah yang digunakan untuk terapi (Foto: Aria Pradana/kumparan)
“Ia memutuskan untuk melakukan apitherapy untuk memperbaiki kontraksi ototnya dan mengurangi stres. Iya tidak tercatat memiliki penyakit lain atau faktor lain yang membuat terapi ini berisiko,” tulis para peneliti dalam laporan studi kasus perempuan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saat terapi, ia mengalami kondisi napas berat, dispnea (sesak), dan tiba-tiba kehilangan kesadaran saat disengat lebah hidup,” lanjut pemaparan dalam studi kasus yang telah diterbitkan di Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology ini.
Ternyata, perempuan ini memiliki alergi terhadap sengatan lebah dan telah terjadi reaksi alergi berkali-kali selama ia melakukan terapi. Paparan berkali-kali pada alergen dapat meningkatkan risiko reaksi alergi yang berbahaya.
Perempuan tersebut langsung dibawa ke rumah sakit dan diberikan obat untuk menghentikan reaksinya, termasuk diberikan adrenalin dan antihistamin. Namun sayangnya, ia kemudian meninggal dunia akibat kerusakan berbagai organ tubuhnya.
Ilustrasi lebah madu (Foto: dok. European Parliament )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lebah madu (Foto: dok. European Parliament )
Meski saat ini sedang populer, terapi dengan sengatan lebah sebenarnya tidak memiliki banyak bukti keberhasilan untuk mengobati penyakit apa pun. Selain itu, peristiwa adanya reaksi negatif tubuh manusia terhadap pengobatan ini bukanlah kasus yang pertama kali terjadi.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS One menunjukkan, bisa lebah yang digunakan untuk akupuntur memperbesar kemungkinan efek samping hingga 261 persen dibandingkan efek metode suntik garam (saline injection).
Selain itu, pengobatan dengan lebah pun dianggap tidak ramah pada lebah. Pasalnya, saat ini dunia sedang mengalami krisis lebah karena banyak lebah mati akibat pestisida.
Ditambah lagi adanya penggunaan lebah dalam metode akupuntur hingga menyebabkan lebah mati, dunia pun semakin terancam kehabisan stok madu di masa depan.