Seorang Pria Alami Ereksi Selama 9 Hari Setelah Jatuh dari Motornya

10 Juni 2019 7:11 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memegang penis Foto: derneuemann via pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memegang penis Foto: derneuemann via pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang pria mengalami ereksi selama sembilan hari berturut-turut. Kondisi itu terjadi setelah ia terjatuh dari moped alias motor berpedalnya.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini dilaporkan para dokter ke dalam jurnal Case Reports in Urology. Pria berusia 35 tahun yang namanya dirahasiakan itu disebut terjatuh dari mopednya dan kemudian mengalami benturan di perineum atau bagian antara lubang dubur dan bagian alat kelamin.
Menurut laporan, pria itu hanya mengalami memar dan tidak mengalami cedera lainnya. Tapi, ia mulai mengalami ereksi terus-menerus selama beberapa hari, sampai akhirnya ia mengunjungi dokter pada hari kesembilan.
"Saat pemeriksaan, kami menemukan adanya ereksi tingkat empat dengan bagian dasar dan poros (penis) yang kaku," tulis para dokter dalam laporannya yang dilansir IFL Science.
Mereka menjelaskan bahwa tingkat empat dalam Nilai Kekerasan Ereksi (Erection Hardness Score) adalah ereksi terkeras. Pada skala itu, penis menjadi benar-benar keras dan sangat kaku.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi mengukur penis dengan pita pengukur Foto: Shutterstock
Pria itu tidak mengalami rasa sakit akibat ereksinya. Tapi, ia mengeluhkan rasa tidak nyaman ringan saat berjalan.
Para dokter akhirnya melakukan analisis pada gas darah pada area yang tegang tersebut. Mereka menemukan bahwa si pria mengalami priapisme aliran tinggi akibat aliran arteri kavernosa yang tidak teratur.
Ada dua jenis priapisme, yakni aliran tinggi dan aliran rendah. Pria ini menderita jenis priapisme yang tidak terlalu berbahaya. Jenis priapisme aliran tinggi biasanya jarang ditemukan. Kondisi ini biasanya disebabkan trauma akibat benturan.
Hasil pemeriksaan ultrasound dan pemindaian CT menemukan adanya kerusakan arteri kavernosa pada si pria. Kerusakan itu menyebabkan adanya penumpukan darah yang masih kaya oksigen pada penisnya.
Ukur diameter penis dengan lebih dulu mengukur kelilingnya Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Biasanya, priapisme aliran tinggi bisa menghilang sendiri atau dengan bantuan penanganan sederhana, seperti dikompres dengan kantong es. Tapi pada kasus si pria ini, para dokter memutuskan melakukan penanganan khusus demi mencegah gangguan ereksi pada si pria.
Aliran darah ke penis si pria dibatasi dengan menggunakan sebuah kateter. Kateter itu berfungsi untuk memasukkan sebuah gel dan alat bernama microcoil ke dalam penis si pria. Ia lalu dibolehkan pulang. Dan dalam waktu satu tahun, kondisinya kembali normal.
"Berdasarkan laporan dirinya, fungsi ereksinya perlahan-lahan membaik dalam kurun waktu 12 bulan," tulis para dokter.
"Pemeriksaan jangka panjang menunjukkan bahwa fungsi ereksi (pria itu) telah kembali ke kondisi normal 12 bulan setelah (dia) mengalami cedera," imbuh mereka.
ADVERTISEMENT