Seorang Pria di AS Kena Stroke Setelah Meretakkan Lehernya

5 Mei 2019 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Josh Hader (28) mengalami stroke setelah meretakkan leher. Foto: Dok. Rebecca Hader
zoom-in-whitePerbesar
Josh Hader (28) mengalami stroke setelah meretakkan leher. Foto: Dok. Rebecca Hader
ADVERTISEMENT
Kelumpuhan yang dialami Josh Hader terbilang tak lazim. Lumpuhnya ini disebabkan oleh stroke yang terjadi akibat ia meretakkan lehernya secara sembarangan.
ADVERTISEMENT
Kejadian bermula ketika pria asal Oklahoma, AS, itu mengeluhkan rasa sakit di bagian leher selama beberapa pekan. Hader kemudian memilih melakukan peregangan dengan cara meretakkan lehernya, dengan harapan rasa nyerinya hilang.
Namun, begitu lehernya diretakkan, ia mendengar suara 'krek' yang cukup besar. Tak lama suara itu muncul, sisi kiri tubuh Hader mati rasa dan tak bisa berjalan lurus.
Pria berusia 28 tahun ini kemudian dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan Hader telah merobek arteri di lehernya dan mengalami stroke.
Peretakan leher yang dilakukan Hader menyebabkan robekan pada salah satu arteri utama lehernya, suatu kondisi yang dikenal dengan nama diseksi arteri serviks. Kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma tumpul pada leher, yang diketahui meningkatkan risiko stroke.
ADVERTISEMENT
Hader bukanlah korban pertama yang mengalami stroke akibat meretakkan leher. Sebelumnya, kondisi serupa juga dialami oleh perempuan asal Inggris bernama Natalie Kunicki.
Dokter yang merawat Kunicki menemukan bahwa arteri vertebralis di lehernya pecah akibat ia meretakkan leher. Kejadian ini menyebabkan timbulnya gumpalan darah di bagian leher.
Para ahli kesehatan tidak menganjurkan meretakkan leher demi menghilangkan rasa nyeri. Itu adalah tindakan berbahaya yang mengancam kesehatan.
"Benar-benar tidak ada cara aman untuk meretakkan leher anda," kata Robert Glatter, seorang dokter di Lenox Hill Hospital, seperti dikutip Live Science. "Sederhananya, yang terbaik adalah menghindari melakukannya sejak awal, untuk menghindari kemungkinan komplikasi."