Seperti Film 'Jurassic Park', Rusia Mau Hidupkan Lagi Hewan Punah

3 September 2018 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gajah Mammoth. (Foto: Mauricio Antón via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gajah Mammoth. (Foto: Mauricio Antón via Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hewan purbakala seperti mammoth mungkin bakal hidup kembali di Bumi. Hal ini bisa terjadi di masa depan setelah Rusia mengungkap rencananya untuk membuka sebuah pusat penelitian dan laboratorium kloning hewan purbakala di Siberia.
ADVERTISEMENT
Laboratorium ini bakal mirip dengan yang ada di film 'Jurassic Park', yang berkisah tentang menghidupkan kembali dinosaurus yang telah punah.
Bedanya, jika laboratorium kloning di film tersebut bisa membawa kembali beragam jenis dinosaurus dengan waktu sangat cepat, laboratotium di Siberia hanya akan berusaha melakukan riset kloning pada spesies dari zaman Pleistosen, yakni sekitar 2,6 juta tahun hingga 12 ribu tahun yang lalu.
IFL Science melaporkan bahwa rencana untuk membuka laboratorium tersebut akan dipaparkan secara resmi bulan Oktober dalam acara Eastern Economic Forum ke-4 yang diadakan di kota Yakustsk, Rusia. Kabarnya, dana yang disiapkan untuk merealisasikan rencana ini mencapai 5,9 juta dolar AS atau sekitar Rp 84,9 miliar untuk pengembangan laboratorium tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rencana ini juga akan disampaikan oleh Northern-Eastern Federal University (NEFU) yang telah melakukan banyak kolaborasi riset kloning dengan peneliti di Korea Selatan.
"Harapannya (pusat penelitian) ini bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan paloe-genetika kelas dunia," ujar Evgenia Mikhailova, yang bertugas sebagai rektor NEFU.
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
NEFU akan bekerja sama dengan SOOAM Biotech Research Foundation dari Korea Selatan untuk melakukan riset terhadap beberapa spesies asli Siberia yang telah punah, seperti mammoth berbulu, badak berbulu, singa gua, dan jenis peranakan kuda yang telah punah.
Namun masih diperlukan waktu yang cukup lama sebelum riset ini dapat benar-benar 'menghidupkan' kembali spesies-spesies tersebut dari kepunahan.
Kondisi lingkungan di Siberia yang sangat dingin menjadikannya sebagai lokasi ideal untuk melakukan riset kloning. Sekitar 80 persen dari sampel jaringan lunak milik hewan punah dari zaman Pleistosen dan Holosen ditemukan di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan baru-baru ini, peneliti mengungkap adanya temuan seekor anak kambing berusia 40 ribu tahun di daerah Siberia utara. Tahun lalu, peneliti juga menemukan dua anak singa gua yang terawetkan dengan sempurna yang hidup 12 ribu tahun lalu.
"Tidak ada material unik (untuk bahan riset) lain yang bisa menyaingi temuan di Siberia," ujar Lena Grigorieva, yang memulai rencana untuk pusat riset dan laboratorium kloning ini.
Ilustrasi gajah Mammoth. (Foto: Antranias via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gajah Mammoth. (Foto: Antranias via Pixabay)
Tantangan
Meski demikian, bukan hal yang mudah untuk membawa kembali makhluk-makhluk yang sudah punah dengan menggunakan teknik kloning. Walau ada jaringan lembut yang berhasil terawetkan dengan sempurna, para peneliti masih harus merangkai kembali pecahan DNA yang cukup rumit.
Diharapkan hewan-hewan yang telah punah, seperti mammoth atau singa gua, masih memiliki "saudara jauh" untuk membantu peneliti mengisi kekurangan potongan DNA dari spesies-spesies tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika para peneliti berhasil melakukan riset kloning ini, banyak hewan-hewan unik yang pernah hidup di muka Bumi dapat kembali hidup dan kita pelajari.