Soal Kosmetik Bermerkuri yang Di-endorse Artis, Apa Bahayanya?

12 Desember 2018 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Polisi kasus kosmetik ilegal di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/12/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Polisi kasus kosmetik ilegal di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
ADVERTISEMENT
Sejumlah artis kini harus berurusan dengan polisi akibat dugaan keterlibatan dalam kasus penyebaran kosmetik ilegal bermerek Derma Skin Care (DSC) Beauty. Beberapa artis yang telah dipanggil polisi adalah Nia Ramadhani, Via Vallen, dan Nella Kharisma.
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa produk kosmetik DSC ilegal dan berbahaya karena mengandung merkuri.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) mengatakan merkuri memang kerap kali digunakan pada produk pemutih kulit seperti sabun dan krim. Penggunaan sabun dan krim pemutih kulit paling umum ditemukan pada orang Afrika dan Asia, begitu juga orang-orang berkulit gelap di Eropa dan Amerika Utara.
Beberapa kosmetik lain seperti pembersih kosmetik untuk mata dan maskara juga pernah ditemukan mengandung merkuri.
6 kosmetik mengandung bahan berbahaya yang ditemukan BPOM. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
6 kosmetik mengandung bahan berbahaya yang ditemukan BPOM. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Mengapa merkuri kerap kali digunakan untuk produk pemutih kulit? Rupanya, bubuk merkuri memang memiliki kemampuan untuk menghambat produksi melanin sehingga kulit pun tampak lebih cerah.
Bahaya bagi kesehatan
Meski punya kemampuan menghambat produksi melanin, kosmetik bermerkuri bisa menimbulkan dampak buruk pada tubuh, terutama pada kulit. Apa saja dampaknya?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari pernyataan WHO, merkuri anorganik yang biasa digunakan untuk pemutih kulit bisa menyebabkan ruam, perubahan warna kulit, dan luka. Merkuri juga mengurangi kemampuan kulit mempertahankan diri dari infeksi jamur dan bakteri. Bukan hanya pada kulit, merkuri juga bisa menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan psikosis, dan kecemasan serta depresi.
WHO mencontohkan sebuah kasus yang diderita oleh seorang wanita berusia 34 tahun di China yang dalam tubuhnya terdapat kandungan merkuri yang tinggi. Akibat dari merkuri itu, ia menderita sindrom nefrotik, gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak protein melalui urine.
BPOM sita kosmetik mengandung bahan merkuri. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BPOM sita kosmetik mengandung bahan merkuri. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Kandungan merkuri dalam darah dan urinenya baru kemudian berkurang setelah ia berhenti menggunakan pemutih kulit.
Selain pada wanita di China tadi, sindrom nefrotik juga ditemukan pada wanita-wanita Afrika yang menggunakan pemutih selama satu bulan hingga tiga tahun.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya untuk tubuh manusia, merkuri juga berbahaya untuk lingkungan karena produk bermerkuri dapat mencemari lingkungan. Merkuri yang terbuang dapat mencemari air dan ikan yang hidup di dalam air tersebut. Ikan yang mengandung merkuri terbukti berbahaya bagi janin ibu hamil yang mengonsumsinya dan dapat menyebabkan masalah perkembangan saraf pada bayi yang dilahirkan.