Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Temuan Katak ‘Raksasa’ Sampai Katak Mini di Indonesia
3 Mei 2017 8:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Warga Desa Buntu Mondong, Enrekang, Sulawesi Selatan menemukan sekor katak ‘raksasa’ yang memiliki berat 1,6 kilogram. Dosen biologi STKIP Pembangunan STKIP Pembangunan Indonesia di Makassar, Muh Rizaldi menjelaskan, katak itu ditemukan oleh sekelompok warga desa tersebut pada Selasa malam, 25 April 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga desa yang menemukan katak ‘raksasa’ itu adalah Darussalam (30), kenalan Rizaldi, yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai kontrak di Kementerian Sosial. Katak itu ditemukan di sebuah kebun salak.
"Jumlah yang ditemukan ada 9 ekor. Dan yang paling besar yang ada di foto teman saya itu," terang Rizaldi saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (1/5) sore.
Penemuan katak berukuran besar itu bukanlah kejadian pertama di Desa Buntu Batu. “Menurut teman saya itu pernah sampai ada yang 3 kilogram,” tutur Rizaldi.
“Dulu memang pernah ada yang kira-kira dua kali lebih besar dari itu,” kata Salam, sapaan akrab Darussalam, ketika dikonfirmasi kumparan, Selasa (1/5) sore. Namun saat itu ia tidak memotret dan menimbang katak yang lebih besar itu.
ADVERTISEMENT
Salam menuturkan katak ‘raksasa’ yang ia temukan Selasa malam itu memiliki suara yang lumayan besar. “Dari jarak 200 meter masih kedengaran. Mirip orang tua kalau lagi batuk,” kisahnya.
Namun sayangnya katak ‘raksasa’ yang ditemukan pada Selasa malam itu sudah lenyap dijadikan santapan oleh para pemuda setempat. Salam menceritakan warga desa di sana terbiasa berburu katak pada malam hari jika sedang ingin menyantap hewan amfibi itu.
“Yang dimakan orang sini dengan cara digoreng. Kemarin mereka makan dengan nasi. Tapi saya tidak ikut makan,” tutur Salam.
Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi LIPI Amir Hamidy menyatakan katak berukuran besar yang warga Enrekang tangkap termasuk spesies Limnonectes gruniens. “Ukuran segitu diperkirakan lebih dari 5 tahun,” terang Amir mengenai usia katak tersebut, Selasa (2/5) malam.
ADVERTISEMENT
Amir menjelaskan spesies Limnonectes gruniens hidup di sekitar sungai-sungai di dalam hutan premier dan banyak ditemukan di Sulawesi, Maluku dan Papua.
“Limnonectes gruniens sudah ditemukan sejak tahun 1801. Genus Limnonectes total ada 67 spesies, 25 di antaranya ada di Indonesia,” papar Amir.
Ciri-ciri Limnonectes gruniens adalah bernapas dengan kulit dan paru-paru, memiliki kaki berselaput dan dua tonjolan tulang di mulut yang menyerupai taring. Kulitnya lincin, bersifat permeabel dan harus selalu dalam kondisi basah sehingga harus sering-sering berada di air.
Pada kebanyakan katak, katak betina memiliki ukuran lebih besar dibanding jenis jantan. Namun pada spesies Limnonectes gruniens, ukuran tubuh spesies jantan lebih besar dibanding spesies betina.
Amir menjelaskan katak berukuran besar yang ditemukan di Enrekang bukanlah katak terbesar di dunia. Ada katak yang lebih besar dari katak dari Enrekang, yakni katak goliath yang ditemukan di Afrika Barat.
Ukuran katak di seluruh dunia bisa bervariasi. Ada yang berukuran jumbo seperti katak goliath di Afrika Barat dan katak yang baru ditemukan di Sulawesi Selatan, ada pula katak yang berukuran mini seukuran kuku seperti yang ditemukan di Peru, Amerika Selatan.
ADVERTISEMENT
Katak mini seukuran kuku ternyata juga pernah ditemukan di Bali, Indonesia. Adalah Amir Hamidy yang menemukan katak tersebut. Katak mini yang juga dikenal sebagai percil bali itu kemudian diberi nama ilmiah Microhyla orientalis. Deksripsi ilmiah mengenai penemuan spesies baru itu kemudian diterbitkan ke dalam jurnal internasional Zootaxa oleh Amir pada 2013 lalu.
Percil bali jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 16-17 milimeter dan moncongnya berbentuk bulat. Sampai saat ini percil bali hanya ditemukan hidup di wilayah persawahan di sekitar Wongaya Gede dan Batukaru, Bali.