Ternyata Baru 48% ODHA di Indonesia yang Tahu Status HIV Mereka

5 Desember 2018 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, saat ini diperkirakan terdapat 640 ribu orang di Indonesia yang hidup dengan HIV. Ironisnya, diperkirakan, baru 48 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengetahui status HIV mereka dan baru sekitar 15 persen ODHA yang tercatat dalam pengobatan antiretroviral (ARV).
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan masih ada kesenjangan yang cukup besar antara jumlah orang yang mengidap HIV/AIDS dengan jumlah orang yang mengetahui status HIV mereka dan mengakses pengobatan yang tersedia.
Meski begitu, Direktur UNAIDS Indonesia Krittayawan Tina Boonto mengapresiasi pemerintah Indonesia yang telah menyediakan lebih dari 5.000 tempat untuk tes HIV dan lebih dari 600 pusat pengobatan ARV yang dapat diakses secara gratis.
“Hal penting yang masih belum ada yaitu pemahaman tentang HIV. Tanpa pemahaman ini, seseorang tidak dapat membuat keputusan tentang kesehatannya, misalkan melakukan tes dan menginisiasi pengobatan ARV agar tetap sehat dan produktif,” ujar Tina, dikutip dari siaran pers UNAIDS Indonesia, awal Desember ini. UNAIDS sendiri adalah Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk AIDS.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sejak 2016 UNAIDS Indonesia dan Kementerian Kesehatan telah melakukan kampanye #SayaBerani #SayaSehat untuk mengeliminasi stigma terkait dengan tes dan pengobatan HIV. Kampanye ini menekankan pentingnya deteksi dini HIV.
Ilustrasi dukungan terhadap pengidap HIV. (Foto: Commons Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dukungan terhadap pengidap HIV. (Foto: Commons Wikimedia)
Kementerian Kesehatan sendiri terus berupaya meningkatkan cakupan tes HIV pada populasi kunci HIV serta populasi yang rentan terhadap infeksi HIV, termasuk ibu hamil, pasien tuberkolosis (TB), pasien Hepatitis C dan pasien infeksi menular seksual (IMS), pasangan ODHA, dan pasangan populasi kunci. Populasi kunci HIV maksudnya adalah populasi berisiko tinggi terkena HIV, seperti pekerja seks komersial dan pengguna napza jarum suntik (penasun).
“Indonesia berkomitmen untuk menghentikan epidemi AIDS pada tahun 2030 dengan berupaya untuk mencapai target nasional, yaitu 90% ODHA mengetahui status HIVnya, 90% dari ODHA yang tahu status mengakses pengobatan antiretroviral, dan 90% dari ODHA dalam memiliki jumlah virus yang sudah tertekan,” ujar Endang Budi Hastuti, Kepala Sub-Direktorat HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan RI.
ADVERTISEMENT
Endang menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan juga berupaya untuk meningkatkan ketersediaan pemantauan viral load, jumlah partikel HIV dalam darah, pada ODHA yang melakukan pengobatan sehingga dapat mengevaluasi kesuksesan pengobatan HIV.
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)