news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ukuran Kucing di Zaman Viking Ternyata Lebih Kecil dari Kucing Modern

13 Desember 2018 19:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kucing terlantar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing terlantar. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap kucing di Zaman Viking menunjukkan bahwa ukuran kucing yang hidup lebih dari 1.000 tahun lalu itu ternyata lebih kecil daripada kucing modern. Hal ini cukup unik karena hewan yang sudah dipelihara manusia biasanya akan menjadi semakin kecil seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Contohnya anjing. Kerabat mereka yang masih liar, serigala abu-abu, memiliki ukuran 25 persen lebih besar dari rata-rata anjing peliharaan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan ukuran dari hewan yang telah dijinakkan manusia.
Penulis riset mengenai ukuran kucing yang telah dipublikasikan di Danish Journal of Archaeology ini, Julie Bitz-Thorsen, mengatakan ide riset ini terinspirasi dari tugas yang ia dapat dari dosennya.
Saat Julie Bitz-Thorsen masih menempuh pendidikan sarjana di University of Copenhagen, dosen pembimbingnya, Anne Birgitte Gotfredsen, yang juga menjadi rekan penulis riset ini, memintanya untuk memilah tulang-tulang kucing dari kumpulan benda-benda yang ditemukan di situs arkeologis Denmark. Gotfredsen ingin mengetahui seberapa besar perbedaan kucing dari Zaman Besi, Viking, dan Abad Pertengahan dengan kucing rumahan modern.
Tengkorak kucing Viking (kanan atas) dibandingkan dengan kucing modern (kanan bawah) (Foto: Anne Birgitte Gotfredsen)
zoom-in-whitePerbesar
Tengkorak kucing Viking (kanan atas) dibandingkan dengan kucing modern (kanan bawah) (Foto: Anne Birgitte Gotfredsen)
Julie Bitz-Thorsen menjelaskan pada dasarnya semua kucing rumahan yang ada saat ini memiliki nenek moyang yang sama, yaitu kucing liar yang hidup di gurun-gurun di Timur Tengah. Kucing-kucing ini mulai berkelana ke seluruh dunia pada tahun 1700 Sebelum Masehi saat mereka dijadikan hadiah serta pembasmi hama.
ADVERTISEMENT
Mulai tahun 200 Masehi, kucing dipelihara oleh orang-orang dari Zaman Besi di Denmark. Bukti bahwa kucing menjadi peliharaan di masa itu adalah temuan dari tulang belulang kucing di antara tulang sisa-sisa kremasi. Bahkan ada temuan tulang kaki kucing yang diberi lubang dan dijadikan jimat.
Pada zaman Viking, kucing diketahui digunakan untuk membasmi hama dan juga diambil rambutnya. “Kalian bisa melihat, kucing ini dikuliti. Ada luka potongan dan leher mereka dipatahkan,” kata Bitz-Thorsen kepada Sciencemag.
Hasil pengukuran terhadap tulang belulang kucing tersebut menunjukkan bahwa kucing ternyata mengalami peningkatan ukuran. Kucing di zaman modern, dihitung dari tahun 1870 hingga sekarang, setidaknya 16 persen lebih besar dari kucing di Zaman Viking.
Ilustrasi kucing berburu. (Foto: PxHere)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing berburu. (Foto: PxHere)
Penelitian ini memang baru dilakukan terhadap kucing dari Denmark, sehingga belum diketahui pasti apakah perubahan ukuran tersebut juga terjadi pada kucing di seluruh dunia. Namun pada tahun 1987, sebuah penelitian di Jerman juga menunjukkan bahwa kucing di Abad Pertengahan lebih kecil dari kucing modern.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui alasan pasti mengapa ukuran kucing bisa bertambah besar. Namun, Bitz-Thorsen menduga hal tersebut ada hubungannya dengan makanan.
Pada Abad Pertengahan, hama berupa tikus masih sangat banyak sehingga kucing harus berburu tikus untuk makan. Seiring dengan berjalannya waktu, kucing semakin dimanja dan tidak perlu lagi mencari makanan dengan cara berburu sehingga ukuran mereka menjadi semakin besar.
Bitz-Thorsen boleh saja berhipotesis demikian dan itu cukup masuk akal. Namun menurut Claudio Ottoni dari University of Oslo yang mempelajari domestikasi kucing, analisis terhadap DNA kucing perlu dilakukan untuk mengonfirmasi penyebab kucing bertambah besar.