Video: Ritual Berkabung Paus Orca yang Menyayat Hati

1 Agustus 2018 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tubuh mati bayi paus orca (kanan), didorong oleh induknya (kiri) (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Tubuh mati bayi paus orca (kanan), didorong oleh induknya (kiri) (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
ADVERTISEMENT
Ada pemandangan menyayat hati di sebuah pantai barat daya Kanada. Pusat Riset Paus (Center for Whale Research), menemukan seekor paus orca atau paus pembunuh yang sedang melakukan 'ritual berkabung' atas kematian anaknya.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan oleh National Public Radio (NPR), seorang operator pengawas awalnya melihat bahwa anak paus pembunuh tersebut masih dalam keadaan sehat, berenang bersama induknya. Namun sekitar setengah jam setelah tim Pusat Riset Paus tiba, anak paus orca itu telah mati.
Ternyata, selama tujuh hari terakhir si induk selalu berenang membawa tubuh anaknya yang telah mati ke mana saja ia pergi. Si induk biasanya mendorong tubuh anaknya dengan hidung, namun tak jarang juga menggigit bagian sirip si anak.
"Ini adalah sebuah tur berkabung yang sangat tragis," kata Ken Balcomb, pendiri Pusat Riset Paus.
Balcomb dan timnya telah menghabiskan 42 tahun untuk mengidentifikasi dan memonitor masing-masing individu paus pembunuh di daerah pantai barat daya Kanada. Berdasarkan katalog mereka, ada sekitar 75 paus orca yang hidup dalam tiga kelompok berbeda. Dalam katalog tersebut si induk orca diberi nama J-35.
ADVERTISEMENT
Namun bagi Jenny Atkinson, direktur eksekutif Whale Museum di San Juan, AS, J-35 memiliki nama Tahlequah. Nama tersebut diberikan karena si induk termasuk dalam daftar paus orca di program adopsi paus milik museum tersebut.
Menurut penjelasan Atkinson, kebiasan paus orca untuk membawa mayat anaknya bukanlah hal aneh. Sebelumnya pernah ada laporan di tahun 1960-an yang melihat paus orca melakukan hal serupa selama seminggu. Namun bagi Atkinson dan Balcomb, ini adalah kali pertama mereka melihat kejadian ini secara langsung.
Barbara J. King, antropolog dan penulis buku How Animals Grieve, mengatakan sulit untuk mengetahui apakah hewan tersebut memahami konsep kematian.
"Tapi menurut penglihatan saya, dia menyadari ada suatu hal yang salah pada bayinya. Dia juga tampak sangat tertekan atas hal itu dan hal itu telah meningkat hingga tahapan berduka," ujarnya.
Induk paus orca masih mendorong-dorong tubuh mati bayinya. (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Induk paus orca masih mendorong-dorong tubuh mati bayinya. (Foto: Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)
Menurut King, perilaku tersebut bisa membahayakan kelompoknya. Sebab tak hanya Tahlequah saja yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan, anaknya yang lain, serta anggota kelompoknya juga menunjukkan tanda yang sama.
ADVERTISEMENT
Paus orca sendiri adalah kelompok yang bergantung pada perempuan. Jadi, ada kemungkinan jika terjadi sesuatu pada Tahlequah maka kelompok paus orca tersebut juga akan terancam keberadaannya.