Agresivitas Bakal Jadi Andalan Valencia untuk Tundukkan Sevilla

20 Oktober 2017 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Valencia merayakan gol. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Valencia merayakan gol. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
ADVERTISEMENT
Marcelino Garcia Toral, dengan segenap tenaga yang tersisa, mengeluarkan sebuah pernyataan singkat usai tim asuhannya, Valencia, memenangi thriller sembilan gol atas Real Betis di Estadio Benito Villamarin, Sevilla, akhir pekan lalu. "Aku sudah terlalu tua untuk ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Usia Marcelino memang sudah paruh baya; sudah 52 tahun, dan ya, dia barangkali sudah terlalu tua untuk berjingkrak-jingkrak. Masalahnya, dia sebelumnya sudah pernah mengalami cedera hamstring karena melakukan selebrasi yang berlebihan.
Tetapi malam itu, Marcelino tidak terlihat seekspresif sebelumnya dan itu wajar, mengingat saat laga sudah mendekati 10 menit terakhir, Valencia yang sudah unggul empat gol harus kemasukan tiga gol. Optimisme yang membuncah di tribune Benito Vilamarin itu bukan tanpa alasan. Satu gol lagi dan hilanglah dua poin dari genggaman Los Che. Namun, tanpa dinyana, Valencia justru mampu menambah dua gol lagi ke gawang Antonio Adan dan pulang dengan kemenangan 6-3.
Kemenangan itu membuat Valencia saat ini berada di peringkat kedua klasemen La Liga. Koleksi 18 poin mereka hanya terpaut empat dari milik Barcelona di puncak. Istimewanya lagi, duo Madrid untuk sementara berhasil mereka kangkangi dan ini semua tentu tidak bisa dilepaskan dari kemahiran Marcelino dalam meracik taktik.
ADVERTISEMENT
Dengan formasi 4-4-2, Marcelino menyulap Valencia menjadi mirip Atletico Madrid. Mereka tidak peduli dengan persentase penguasaan bola. Berdasarkan data dari WhoScored, sampai pekan kedelapan ini, rata-rata penguasaan bola mereka hanya 46,1%.
Namun, serangan balik mereka, khususnya yang berasal dari sayap, benar-benar efisien. Terbukti dari keberhasilan mereka mencatatkan 13,1 upaya per laga dan dari situ, mereka mampu menyarangkan 21 gol dari 8 pertandingan (2,75 gol per laga). Jumlah gol itu hanya kalah dari Barcelona (24).
Valencia musim ini memang jauh berbeda dengan Valencia yang finis di posisi 12 pada musim 2015/16 dan 2016/17. Mereka kini lebih muda, lebih bertenaga, dan lebih agresif baik dalam bertahan maupun menyerang. Perubahan ini, sepintas meman tampak seperti hasil buah pikiran Marcelino dan ini tidak salah. Akan tetapi, ada perubahan struktural yang membuat Valencia tampil lebih segar pada musim ini.
ADVERTISEMENT
Perubahan struktural itu dimulai pada paruh kedua musim lalu ketika direktur olahraga Jesus Garcia Pitarch mengundurkan diri. Pitarch sendiri merupakan sosok yang bertanggung jawab atas penunjukan Pako Ayesteran serta Cesare Prandelli. Setelah Pitarch mundur, ditunjuklah Jose Ramon Alesanco.
Langkah pertama Alesanco sebagai direktur olahraga adalah menunjuk Voro sebagai caretaker klub. Meski gagal membawa perubahan signifikan, Voro setidaknya mampu menghadirkan stabilitas ke Valencia yang limbung. Lalu, ketika musim 2016/17 berakhir, datanglah Marcelino.
Kedatangan Marcelino ini sebenarnya terlambat setahun. Pasalnya, ketika Pako Ayesteran dipecat, manajemen Valencia sebetulnya sudah ingin mengontraknya. Namun, Marcelino tidak boleh lagi melatih klub La Liga pada musim tersebut lantaran sebelumnya dipecat oleh Villarreal di musim yang sama.
Pelatih Valencia, Marcelino. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Valencia, Marcelino. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
ADVERTISEMENT
Selain pos direktur olahraga, pucuk pimpinan Valencia pun kini tak lagi dihuni oleh Layhoon Chan yang tidak populer di kalangan suporter Valencia. Chan, bersama sang pemilik, Peter Lim, memang dianggap tidak paham bagaimana caranya mengurusi sebuah klub sepak bola.
Posisi Chan kemudian digantikan oleh Anil Murthy yang juga berasal dari Singapura. Namun, pada hakikatnya, Murthy nyaris tidak pernah terlibat dalam keseharian Valencia. Hal ini kemudian dia akali dengan menunjuk Mateu Alemany sebagai direktur umum. Alemany ini sendiri merupakan mantan presiden Real Mallorca kala menjuarai Copa del Rey musim 2002/03 dan pada praktiknya, dialah yang menjalankan peran sebagai presiden di Valencia.
Perubahan di atas ini kemudian berimbas pula pada perubahan di ruang ganti. 11 pemain dengan gaji mahal dan kontribusi minim ditendang, sembilan pemain baru yang lebih muda serta ingin membuktikan diri didatangkan. Jadilah kini Valencia berada di posisi kedua klasemen.
ADVERTISEMENT
Namun, Valencia sendiri tahu bahwa untuk terus bisa berada di atas bukan perkara mudah. Malah, usai menang melawan Betis, Marcelino secara terang-terangan sudah mengatakan bahwa Valencia tidak mungkin bisa bersaing di jalur juara.
Marcelino benar. Masalahnya, dominasi Barcelona dan Real Madrid memang sulit sekali digoyahkan. Apalagi, saat ini musim belum sampai separuh jalan. Bicara soal juara tentu terdengar menggelikan, apalagi untuk tim yang baru saja pulih seperti Valencia. Kini, yang bisa dilakukan Valencia adalah menatap kompetisi dari laga per laga dan tantangan terdekat mereka adalah rival sekota Real Betis, Sevilla.
Simone Zaza pada laga melawan Real Betis. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
zoom-in-whitePerbesar
Simone Zaza pada laga melawan Real Betis. (Foto: AFP/Cristina Quicler)
Pada pertandingan La Liga pekan kesembilan, Sabtu (21/10/2017) nanti, Valencia akan menjamu Sevilla di Mestalla. Laga ini sendiri dipastikan tidak akan berjalan mudah bagi Daniel Parejo dkk. karena Sevilla juga bukan tim sembarangan. Saat ini, mereka sedang berada di peringkat kelima La Liga dengan hanya terpaut dua poin dari Valencia.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Sevilla bakal bertandang ke Pantai Timur dengan modal hasil buruk di dua laga teranyar. Di La Liga pekan kedelapan, mereka takluk 0-1 di tangan Athletic Club. Kemudian, pada pertandingan Liga Champions tengah pekan lalu, mereka malah dihajar 1-5 saat melawat ke kandang Spartak Moskva.
Di sini, ada dua hal dari Valencia dan Sevilla yang bertolak belakang. Pertama, tentu saja soal tren di laga-laga terakhir. Dalam lima laga terakhir, Valencia menang empat kali dan bermain imbang sekali. Sementara itu, Sevilla kalah tiga kali dan hanya menang dua kali.
Yang kedua adalah dari segi gaya bermain. Jika Valencia adalah tim yang tidak mau ambil pusing dengan estetika, Sevilla sebaliknya. Eduardo Berizzo, seperti halnya di Celta Vigo dulu, masih menjadikan penguasaan bola sebagai jalan utama untuk mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan tren yang tengah menurun ini, Sevilla bakal rentan sekali terhadap agresi yang dilancarkan Simone Zaza dan kawan-kawan. Terlebih, enforcer utama Sevilla di lini tengah, Steven N'Zonzi, kondisinya tengah diragukan karena cedera engkel usai laga melawan Spartak. Dari sini, tidak berlebihan rasanya jika menyebut bahwa Valencia bakal lebih diunggulkan di pertandingan ini.
=====
Pertandingan La Liga pekan kesembilan antara Valencia dan Sevilla akan diselenggarakan pada Sabtu (21/10) malam pukul 23.30 WIB, di Mestalla, Valencia.