Asian Games: Persatuan Korea Lebih Penting dari Politik

16 Agustus 2018 0:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Basket Putri Korea Unified di ajang Asian Games 2018.
 (Foto: Antarafoto/Rocky Padila)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Basket Putri Korea Unified di ajang Asian Games 2018. (Foto: Antarafoto/Rocky Padila)
ADVERTISEMENT
Gelanggang Hall A Gelora Bung Karno (GBK) menjadi saksi sebuah sejarah penting bagi dua negara, Korea Utara dan Korea Selatan. Pada pertandingan basket putri Asian Games 2018 melawan Timnas Basket Putri Indonesia, Rabu (15/8/2018), kedua negara itu bersatu menjadi satu tim dengan nama Tim Unifikasi Korea.
ADVERTISEMENT
Korsel dan Korut memang sudah menjalin kesepakatan pada Juni 2018 untuk bergabung dalam tiga cabor, salah satunya basket. Keputusan ini merupakan salah satu inti pembicaraan yang dilakukan kedua pimpinan negara pada pertemuan di perbatasan Mei lalu.
Hasil yang didapatkan oleh Korea sendiri sangat apik karena bisa mengalahkan Indonesia dengan skor 108-40. Menariknya, pelatih Korea, Lee Moon-kyu, mengatakan timnya baru menjalani latihan bersama dalam 14 hari.
Kendati begitu, Lee merasa tidak punya kesulitan berarti dalam menyatukan kebersamaan para pemain. Menurutnya, ada hasrat yang besar dari semua orang di dalam timnya untuk bisa bersatu membawa nama Korea.
"Tidak ada yang sulit (untuk membuat tim solid), kami hanya punya waktu latihan dua minggu sebelum bertanding. Jadi, waktu latihan kami singkat. Kalau waktunya lebih lama, performa kami bisa lebih baik," kata Lee kepada wartawan di mixed zoned Hall A GBK.
ADVERTISEMENT
"Kami mempunyai hasrat yang kuat, jadi kami semua menjadi satu kesatuan yang lahir dari kemauan dan hasrat sendiri. Meski kami memiliki waktu yang singkat untuk menyatukan chemistry, semua bisa berjalan dengan lancar," tambahnya.
Timnas Basket Indonesia vs Korea Selatan (Foto: Rocky Padila/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Basket Indonesia vs Korea Selatan (Foto: Rocky Padila/Antara)
Lebih lanjut Lee menegaskan bahwa kebersamaan tim ini lebih penting daripada politik kedua negara. Ia tak mau berkomentar ketika ditanya bagaimana perkembangan hubungan antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un selaku pimpinan kedua negara setelah penggabungan ini.
Menurutnya, hasrat menyabet gelar juara lebih penting untuk membuktikan bahwa persatuan dua Korea bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan. Oleh karena itu, meraih medali emas menjadi tujuan utama yang diemban oleh skuatnya.
"Kami hanya ingin bersatu, itu adalah hal yang lebih penting. Itu lebih penting daripada masalah politik. Untuk ekspektasinya saat ini, tetap meraih medali emas, tidak ada yang lain," pungkasnya.
ADVERTISEMENT