Bukti Prestasi Cabor Unggulan di Periodisasi Persiapan Asian Games

3 Agustus 2018 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus dan Kevin di Final All England 2018 (Foto: Bergas Agung/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Marcus dan Kevin di Final All England 2018 (Foto: Bergas Agung/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 16-20 emas dibidik Indonesia demi finis 10 besar di Asian Games 2018. Target itu menjadi harga mati agar prestise skuat Tanah Air sebagai tuan rumah bisa dibanggakan.
ADVERTISEMENT
Untuk menjalankan tugas itu, ada 11 cabang olahraga (cabor) unggulan yang ditunjuk untuk merengkuh emas, yakni bulu tangkis, taekwondo, wushu, angkat besi, dayung, kano, bela diri pencak silat, bridge, paralayang, jet ski, dan panjat tebing dengan total 126 nomor event dari 465 yang dipertandingkan.
Beberapa di antaranya telah membuktikan prestasi di level dunia saat periodisasi (tapering) Asian Games 2018 mulai fase persiapan pada Januari-April hingga fase kompetisi April-Agustus selama try out ke luar negeri.
Cabor bulu tangkis yang paling banyak berbicara soal prestasi. Di turnamen Indonesia Masters pada 23-28 Januari lalu, dua emas direngkuh Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra). Sementara perak direngkuh Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).
ADVERTISEMENT
Berikutnya, di India Open pada 30 Januari hingga 4 Februari, Marcus/Kevin kembali menjadi juara. Kali ini, Greysia/Apriyani juga ikut menyumbang emas. Di All England pada Maret, Marcus/Kevin yang mampu menorehkan emas.
Butet (kiri) usai menjadi juara Indonesia Open 2018. (Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Butet (kiri) usai menjadi juara Indonesia Open 2018. (Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA)
Di Indonesia Open, titel dipersembahkan Marcus/Kevin dan Tontowi/Liliyana. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai pelapis Marcus/Kevin juga membuktikan diri sebagai jawara di Malaysia Masters. Teranyar, ada Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja yang juara di Thailand Open.
Rapor emas juga dibukukan paralayang di Cyprus. Berlaga di Accuracy World Cup 2018 pada 16-18 Februari, Rika Wijayanti sukses menjadi juara dunia nomor ketepatan mendarat putri. Di Kazahstan pada 1-8 Mei, emas juga disegel Jafro Megawanto dan Ike Ayu Wulandari di nomor individu.
ADVERTISEMENT
Untuk dayung, dua emas dipersembahkan tim putra LM 8+ dan tim putri LW 4+ di Sydney World Championships pada Februari. Dari Rusia, tiga emas disumbang cabor wushu di Moscow Wushu Stars 2018 lewat Rosalina Simanjuntak (nomor putri 48 kg), Selviah Pertiwi (putri 52 kg), dan Yusuf Widianto (putra 56 kg).
Linsdwell Kwok juara dunia wushu. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Linsdwell Kwok juara dunia wushu. (Foto: Dok. Istimewa)
Panjat tebing ikut mengharumkan nama bangsa di IFSC Climbing World Cup di China pada April. Saat itu, Aries Susanti Rahayu si 'Spider Woman' menyumbang emas. Di Belgia, giliran pencak silat yang membuktikan ketajaman lewat enam emas yang direngkuh.
Selain cabor unggulan, ada juga prestasi membanggakan sekaligus sejarah baru yang berhasil diciptakan cabor atletik di Kejuaraan Dunia U-20. Lewat kaki Lalu Muhammad Zohri, emas disegel di nomor 100 meter putra dalam waktu 10,18 detik. Namun, Zohri tidak ditargetkan emas di Asian Games mendatang dengan lawan-lawan senior yang punya catatan waktu di bawah 10 detik.
ADVERTISEMENT
Itulah sebagian dari pembuktian diri para cabor yang akan bertanding di Asian Games 2018. Multievent terbesar se-Asia akan dibuka 18 Agustus dan berakhir 2 September. Sebanyak 940 atlet Indonesia nantinya berebut sekitar 1300 emas dengan belasan ribu atlet dari 44 negara lainnya.
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri.  (Foto: Lehtikuva/Kalle Parkkinen via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. (Foto: Lehtikuva/Kalle Parkkinen via REUTERS)
"Kami akan undang manajer olahraga untuk meminta pembuktian peluang emas. Mereka mungkin optimistis dapat emas, tapi Kemenpora harus mengukur sama lawan-lawan dari negara lain," ucap Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Mulyana.
"Betul kita tuan rumah diuntungkan lewat kesiapan atlet dan sebagainya. Tapi kalau bicara bagaimana persentase cara meraih medali itu juga menjadi bagian yang sangat penting. Harus melihat nomor event, bukan cabornya," pungkasnya menyoal strategi total target emas Indonesia.
ADVERTISEMENT