Cedera LeBron James yang Bikin Lakers Pincang

23 Januari 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LeBron James (Lakers) diadang oleh Wesley Matthews (Mavericks). (Foto: Richard Mackson-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
LeBron James (Lakers) diadang oleh Wesley Matthews (Mavericks). (Foto: Richard Mackson-USA TODAY Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
Kedatangan LeBron James membuat Los Angeles Lakers serta merta menjadi tim kuat di wilayah barat NBA. Pemain yang dijuluki ‘Sang Raja’ ini tak hanya mampu menampilkan kapasitasnya sebagai pendulang poin, tetapi juga mampu menggerakkan rekan-rekannya yang relatif lebih muda untuk tampil lebih baik. Pendukung Lakers optimistis tim kesayangan mereka mampu kembali ke playoff setelah lima tahun absen, hanya karena kehadiran James semata.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, semua berjalan baik-baik saja. Berkat maginya, James berhasil membawa Lakers duduk di zona playoff wilayah barat. Sayang, petaka terjadi ketika mereka menang atas Golden State Warriors di hari Natal 2018 lalu.
Tanggal 25 Desember 2018 --di Indonesia tanggal 26 Desember-- Lakers berhasil mengalahkan sang juara bertahan dengan skor 127-101. Kemenangan melawan klub seperti Warriors tentu menyenangkan, tetapi tak ada senyum berlebihan dari kubu Lakers. James mesti meninggalkan lapangan lebih awal, tepatnya di kuarter ketiga, setelah kaki kanannya terpeleset ketika hendak mengejar bola.
Kekhawatiran melanda Lakers, terlebih setelah James sempat tertangkap kamera mendengar suara ‘pop’, tanda ada ligament otot yang putus, sesaat setelah terpeleset.
Untungnya, hasil tes MRI pasca laga terdengar melegakan. Menurut tes, James mengalami cedera pada selangkangannya (groin), tetapi tidak parah. Ini diperkuat dengan cuitan ‘Sang Raja’ di Twitter.
ADVERTISEMENT
Sayang, kenyataannya tak seindah cuitan James. Hampir sebulan semenjak mantan pemain Cleveland Cavaliers itu cedera, belum ada kepastian kapan ia akan kembali menjejakkan kaki di lapangan. Imbasnya, tentu saja, begitu buruk untuk Lakers.
Dalam 14 pertandingan sejak kemenangan melawan Warriors yang juga menjadi pertandingan terakhir bersama James, Lakers hanya berhasil meraih lima kemenangan. Rekor Lakers memang masih berada di atas 50%, yaitu 25 menang dan 23 kalah (25-23). Namun, catatan ini tak cukup untuk membawa mereka aman di zona playoff wilayah barat yang memang begitu ketat. Setelah kalah melawan Warriors di hari Selasa (22/1/2019) lalu, Lakers terlempar ke peringkat sembilan, tersusul oleh Utah Jazz.
Impak James bagi kebangkitan Lakers di musim ini memang begitu luar biasa, tetapi hal ini juga ternyata berlaku sebaliknya. Tanpa keberadaan James, Lakers menjadi begitu pincang. Rekor menang-kalah tentu menjadi bukti yang sahih, tetapi jika digali lebih dalam lagi, kontribusi James memang tak ada duanya bagi Lakers.
ADVERTISEMENT
Tanpa James, hal yang paling kena dampak adalah ofensif Lakers. Tanpa jawara NBA tiga kali ini, offensive rating Lakers jeblok ke peringkat 21. Raihan poin per laga Lakers di bulan Desember ketika James masih sehat mencapai 114,7 poin, sedangkan di bulan Januari saat ini hanya 108.9 poin.
Hal ini sebenarnya tidak mengagetkan, namun juga cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, sampai saat ini, hanya James lah pemain Lakers yang berhasil mencatatkan rataan poin per laga di atas 20 poin (27,3 poin). Rataan poin terbanyak kedua di Lakers adalah Kyle Kuzma, yang hanya mencatatkan 19,3 poin per laga.
LeBron James melakukan dunk saat Lakers menghadapi Orlando Magic. (Foto: Robert Hanashiro-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
LeBron James melakukan dunk saat Lakers menghadapi Orlando Magic. (Foto: Robert Hanashiro-USA TODAY Sports via Reuters)
Begitu pula dengan efektivitas pemain Lakers (kecuali James) yang begitu buruk. Hanya James saja yang memiliki persentase field goal sukses di atas 50% di skuat Lakers saat ini. Ditinggal pemain yang memiliki kemampuan untuk mencetak poin begitu tinggi dan begitu efektif tentu sangat berpengaruh untuk semua tim, terlebih bagi Lakers yang hanya memiliki satu pemain dengan kapabilitas seperti itu.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, seperti yang sudah disebutkan di awal, peran James tak hanya sekadar pendulang poin. Peraih empat trofi MVP ini juga tercatat sebagai pemain dengan rataan assist dan rebound per laga terbaik di Lakers (7,1 assist dan 8,3 rebound). Untuk tiga hal yang fundamental (poin, assist, dan rebound) di Lakers, semuanya dikuasai oleh James.
James juga memiliki peranan yang lebih besar dari sekadar statistik. Kevin Durant menyatakan bahwa James adalah glue-guy, seseorang yang merekatkan Lakers sebagai kesatuan. Menurut megabintang Warriors ini, absennya James membuat chemistry Lakers hancur.
“Lakers adalah tim yang mencoba untuk menemukan identitas dan mereka berhasil menemukan itu sebelum Bron (James) cedera,” ujar Durant kepada The Athletic.
ADVERTISEMENT
“Cederanya benar-benar menghancurkan ritme dan chemistry Lakers karena saya pikir mereka sedang berada di ritme yang baik, terlebih ketika mereka menghancurkan tim saya di Hari Natal lalu.”
Yang menjadi kabar lebih buruk adalah, manajemen Lakers belum bisa memastikan kapan James akan segera kembali. Sebelumnya, The King dikabarkan akan pulih di tanggal 21 Januari, tetapi pemulihannya yang molor tentu membuat pendukung Lakers layak panik kalau cedera James lebih parah dari diagnosis awal. Pernyataan kepala pelatih Lakers, Luke Walton, pun tak memperbaiki suasana.
“Saya belum melihatnya kembali, jadi saya tidak yakin kapan ia akan kembali,” ungkap Walton, dikutip dari CBS Sports.
Kepala pelatih Lakers, Luke Walton (Foto: Russ Isabella-USA TODAY Sports)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala pelatih Lakers, Luke Walton (Foto: Russ Isabella-USA TODAY Sports)
James tak pernah sekali pun dalam 14 tahun kariernya di NBA melewatkan pertandingan sampai 14 kali. Banyak yang mengkhawatirkan bahwa usianya yang telah menginjak 34 tahun pada akhirnya memberikan dampak pada kebugarannya yang terhitung luar biasa.
ADVERTISEMENT
Adalah sebuah kewajaran apabila fisik James mengalami kemunduran di usianya saat ini (34 tahun). Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana Walton dan bintang muda Lakers mengisi kekosongan James yang benar-benar membuat mereka pincang sejauh ini.