news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Intanon Kalahkan Gregoria dalam Laga Thriller Tiga Gim

18 Juli 2019 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulutangkis Gregoria Mariska saat bertanding di babak pertama Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pebulutangkis Gregoria Mariska saat bertanding di babak pertama Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Babak kedua menjadi akhir perjalanan Gregoria Mariska Tunjung di Indonesia Open 2019. Bertanding melawan wakil Thailand, Ratchanok Intanon, Kamis (18/7/2019), Gregoria kalah 21-13, 19-21, 15-21.
ADVERTISEMENT
Di atas Court 2 Istora GBK, Gregoria memberikan perlawanan impresif atas lawannya tersebut. Apalagi, Intanon tidak memulai laga dengan baik. Kesalahan demi kesalahan muncul dan mematikan permainannya yang baru saja dimulai sehingga memberi keleluasaan bagi Gregoria untuk mengukir keunggulan 5-1.
Situasi di atas angin tidak bisa dimanfaatkan oleh Gregoria dalam waktu lama. Kondisi berbalik, giliran Gregoria yang berulang kali melakukan eror. Akibatnya fatal. Intanon mendulang poin dan menyamakan kedudukan menjadi 5-5, bahkan berbalik unggul 7-6.
Begitu pula ketika Gregoria balik memimpin tipis 10-9. Pengembaliannya yang tak sempurna tidak berhasil menyeberangkan shuttlecock ke bidang permainan Intanon.
Keunggulan tipis 11-10 setelah interval memaksa Gregoria untuk berbenah sesegera mungkin. Kabar baiknya, itu bukan tuntutan yang mustahil dipenuhi Gregoria di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Pebulutangkis Indonesia Gregoria Mariska saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Intanon direpotkan dengan pukulan-pukulan tanggung yang arahnya bervariasi. Ditambah dengan kesalahan Intanon membaca penempatan shuttlecock, Gregoria mulai memimpin 14-11.
Gregoria memang tidak melepaskan pukulan sekencang Intanon di gim pertama. Tapi, Gregoria membangun pertahanannya dengan kokoh. Pukulan-pukulan jauh Intanon dihadapinya dengan pengembalian tanggung. Menyambut manuver demikian membuat Intanon melepaskan pukulan kencang untuk mematikan langkah Gregoria.
Hasilnya tidak selalu berpihak pada Intanon. Keunggulan 16-12 dan 20-13 yang dibukukan Gregoria adalah buah dari pukulan bertenaga Intanon yang dinyatakan out. Mundur sedikit, Intanon melepaskan pukulan bertenaga yang ternyata jangkauannya kurang tinggi sehingga malah membentur net dan mengantar Gregoria pada keunggulan 17-12.
Kedudukan game point 20-13 tadi dikonversi Gregoria lewat pukulan menyilang yang menyasar area depan net Intanon. Sebagai catatan, pukulan itu dilepaskan Gregoria dari area baseline. Intanon menebak arah pukulan dengan benar.
ADVERTISEMENT
Tapi, ia terlambat menyambut shuttlecock sehingga gim perdana ditutup dengan kemenangan 21-13 untuk Gregoria.
Ketimbang gim pertama, Gregoria bermain lebih ofensif di awal gim kedua. Ia tidak ragu memutus bangunan serangan Intanon dan melepaskan serangan balik lewat jumping smash andalannya.
Keberanian ini mengganjar Gregoria dengan hasil yang setimpal. Memang tak langsung unggul, sih. Tapi, ia berhasil menempel ketat dengan Intanon, mulai dari kedudukan 2-2 hingga 7-7.
Permainan Intanon cukup jorok sampai menjelang pertengahan babak kedua. Kesalahan-kesalahan sepele seperti shuttlecock yang membentur net membuat agresivitas Intanon terbuang sia-sia di beberapa momen. Salah satu ketika Gregoria membukukan keunggulan 9-7.
Di sisi lain, pertahanan Gregoria juga sering roboh dalam pertarungan depan net. Kecenderungan seperti ini membuat Intanon sering menggiring reli dari area baseline ke permainan net. Hasilnya tak buruk. Intanon memangkas jarak menjadi 8-9.
ADVERTISEMENT
Usai interval, Gregoria bangkit. Tertinggal 11-15, ia menyamakan kedudukan menjadi 15-15. Sayangnya, dua kesalahan beruntun membuat dua poin melayang ke tangan Intanon.
Tidak membenahi kesalahan dalam situasi genting sama dengan mencari penyakit. Untuk kasus pertandingan ini, pukulan jauh Intanon yang menyasar sudut lapangan jatuh di luar garis sehingga melanggengkan jalan Gregoria menyamakan kedudukan menjadi 17-17.
Alih-alih mengubah game point 20-17 langsung menjadi kemenangan, Intanon mesti kehilangan dua poin dulu. Perlawanan Gregoria yang mendadak jadi begitu agresif adalah penyebabnya.
Namun, Intanon berhasil melepaskan bangunan serangan yang merepotkan sampai Gregoria terjatuh. Ketika Gregoria terjatuh inilah Intanon melepaskan pukulan jauh yang tidak terkejar. Itu berarti, laga berlanjut ke gim ketiga.
Pebulutangkis Indonesia Gregoria Mariska saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Tidak ada alasan untuk tidak tancap gas di gim pemungkas. Masalahnya, pemikiran macam ini tidak cuma ada dalam kepala Gregoria, tapi juga Intanon. Jangan heran jika gim ketiga langsung dibuka dengan serangan-serangan sengit. Tertinggal 3-5, Gregoria menyamakan kedudukan menjadi 5-5.
Bahkan, pukulan menyilang dari depan net mengganjar Gregoria dengan keunggulan 6-5. Pertaruhan besar karena sepanjang laga Gregoria melakukan beberapa eror di permainan net.
Keunggulan interval lawan tidak membuat Intanon tunduk. Permainan cepatnya mengubah kedudukan dengan cepat pula mengubah kedudukan menjadi 14-14. Intanon makin di atas angin begitu mencetak keunggulan 17-15 atas Gregoria.
Kedudukan itu tidak terlepas dari serangan Gregoria yang kehilangan akurasinya. Gregoria sebenarnya bisa meladeni permainan Intanon di duel tersebut, bahkan kendali serangan ada di tangannya. Sayangnya, penyelesaian akhir Gregoria terlampau berisiko. Pukulan menyilangnya dari jarak dekat membentur net.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Intanon melejit. Keunggulan 17-15 itu diubahnya menjadi match point 20-15. Klimaksnya tentu pukulan dari depan net ke area belakang. Gregoria yang sudah mengambil posisi di depan net tidak sempat lagi bergerak mundur.
Dan begitulah, laga thriller itu tuntas dengan kemenangan 21-15 untuk Intanon. Maka, tak ada cara yang lebih pantas bagi Intanon untuk merayakannya selain dengan berteriak sambil mengepalkan tinju.