Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kalah dari Chung Hyeon, Djokovic Angkat Koper dari Australia Terbuka
22 Januari 2018 19:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya untuk menepikan Novak Djokovic dari daftar petenis tunggal putra unggulan. Djokovic sulit kita kembalikan ke dalam daftar calon juara turnamen-turnamen mayor.
ADVERTISEMENT
Dua tahun silam, semua masih terasa indah bagi petenis asal Serbia itu. Dia berhasil memenangi dua Grand Slam, Australia Terbuka, dan Prancis Terbuka. Djokovic kemudian boleh saja menjejak final Amerika Serikat (AS) Terbuka di 2016 itu, tapi, ya sudah. Semua sampai di situ saja. Sejak saat itu, prestasinya menukik.
Cedera dan inkonsistensi menenggelamkan kariernya yang sejak tahun 2011 memang begitu gemilang. Sepanjang tahun 2017 lalu, langkahnya di tiga Grand Slam awal tak pernah lebih dari perempat final dan pada AS Terbuka, dia absen karena cedera.
Posisi Djokovic di peringkat petenis putra merosot. Dia tak ada di peringkat pertama atau 10 besar, tapi kini dia hanya bertengger di posisi 14. Ini adalah peringkat terendahnya sejak meraih Grand Slam pertama pada tahun 2008 silam.
ADVERTISEMENT
Ketika kembali ke Melbroune Park untuk menjalani Australia Terbuka 2018, keraguan masih menaungi petenis berusia 30 tahun itu. Djokovic tapi kemudian berhasil menepikan sedikit demi sedikit keraguan tersebut. Tiga laga awal, dia menang meyakinkan.
Kemudian sampailah dia pada babak keempat atau babak 16 besar saat dia harus berhadapan dengan petenis muda Korea Selatan, Chung Hyeon. Menilik penampilan di tiga laga sebelumnya, Djokovic jelas diunggulkan. Apalagi sang lawan bukan unggulan dan cuma berada di peringkat 58 dunia.
Di Melbourne Park, Senin (22/1) petang, sampailah nasib buruk itu kepada Djokovic. Performa cemerlang Chung, yang pintar mengubah pertahanan kuat menjadi serangan-serangan yang menohok, membuat Djokovic kewalahan sekaligus kelelahan.
Djokovic total melakukan 57 eror, sementara Chung menuntaskan 14 break point. Lewat laga sengit --yang melewati dua tie-break, Chung menuntaskan sang senior dalam tiga set langsung dengan skor 7-6 (tie-break 7-4), 7-5, dan 7-6 (tie-break 7-3).
ADVERTISEMENT
Pertandingan itu jelas membuat Djokovic frustrasi. Beberapa kali dia mengerang kesakitan. Saat waktu istirahat datang, dia duduk di kursi, menutup kepalanya dengan handuk, tatapannya kosong. Dia telah berusaha, tapi Djokovic memang harus mengakui bila Chung lebih punya tenaga dan kapabilitas untuk menang.
Tiga jam 21 menit yang penuh nestapa bagi Djokovic. Tiga jam 21 menit yang begitu indah dan seperti mimpi bagi Chung. Pertandingan yang sekali lagi menunjukkan bila nama besar memang kerap tak berarti apa-apa di lapangan.
"Ketika saya muda, saya hanya mencoba meniru Novak karena dia idola saya. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menang malam ini. Saya merasa terhormat bisa bermain melawan Novak, dan senang melihatnya kembali dalam tur," ujar Chung seusai laga seperti dilansir BBC.
ADVERTISEMENT
Djokovic akan angkat koper, mungkin terbang kembali ke Serbia untuk memulihkan cedera yang menggerogoti kehebatannya. Di satu sisi, Chung akan berjuang meneruskan mimpi dan perjuangannya membuat kejutan lain di babak perempat final dengan menghadapi Tennys Sandgren, petenis non-unggulan asal Amerika Serikat.
Dominic Thiem Juga Mendapat Kejutan
Pada laga yang berlangsung sebelum laga antara Djokovic dan Chung, kejutan lain lebih dulu terjadi. Petenis unggulan kelima turnamen, Dominic Thiem, juga harus tersingkir setelah takluk dari Sandgren, petenis yang akan menjadi lawan Chung.
Thiem kalah dalam pertarungan sengit lima set dengan skor 2-6, 6-4, 6-7 (tie-break 4-7), 7-6 (tie-break 9-7), dan 3-6. Dalam pertarungan tiga jam 55 menit itu, Sandgren yang merupakan petenis unggulan 97 dunia benar-benar meladeni permainan Thiem dengan gigih sampai akhirnya petenis asal Austria itu takluk.
ADVERTISEMENT