Karena Paris Memang Spesial untuk Simona Halep

10 Juni 2018 11:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Halep juara Prancis Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Pascal Rossignol)
zoom-in-whitePerbesar
Halep juara Prancis Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Pascal Rossignol)
ADVERTISEMENT
Prancis Terbuka 2018 menjadi tempat bagi Simona Halep untuk menuntaskan ambisinya meraih gelar Grand Slam pertama. Bertanding di atas Court Philippe-Chatrier, Roland Garros Stadium, pada Sabtu (9/6/2018), Halep berhasil menundukkan Sloane Stephens dalam tiga set 3-6, 6-4, 6-1.
ADVERTISEMENT
Kekalahan menjadi hantu yang gentayangan setiap kali Halep melakoni laga final Grand Slam. Ini menjadi keempat kalinya Halep menjejak di partai pamungkas kompetisi perebutan Grand Slam. Tiga laga final sebelumnya berakhir dengan kekalahan.
Di Prancis Terbuka 2014, Maria Sharapova yang keluar sebagai juara. Pada 2017, giliran petenis asal Latvia, Jelena Ostapenko, yang mengangkat trofi kemenangan di atas tanah liat Roland Garros. Membuka tahun 2018, Halep kalah di laga final Australia Terbuka melawan Caroline Wozniacki.
Melihat perjalanan Halep sebagai petenis, Paris selalu menjadi kota yang penting baginya. Jauh sebelum ia mengalahkan Stephens, ia sudah lebih dulu menjadi juara di Roland Garros. Pada 2008, ia menjejak di partai final Prancis Terbuka di kompetisi kelas junior. Kala itu, ia mengalahkan petenis junior yang juga berasal dari Rumania, Elena Bogdan, dalam laga tiga set 6โ€“4, 6-7(3โ€“7), 6โ€“2.
ADVERTISEMENT
Mengangkat trofi Grand Slam menjadi ambisi setiap petenis, tak terkecuali Halep. Menjadi pecundang tiga kali sudah cukup bagi petenis peringkat satu dunia itu. Dia tidak mau menjadi pesakitan untuk kali keempat. Walau kehilangan set pertama dan sempat tertinggal 0-2 di set kedua, Halep bangkit dengan cara yang spektakuler.
Mengandalkan kecepatan footwork dan kekuatan pukulannya, Halep tak hanya menjadi petarung area baseline. Ia berani menyisir area depan dan menangkap bola-bola sulit yang dikirimkan oleh Stephens. Lantas, Halep hanya membutuhkan waktu 2 jam 3 menit untuk membuktikan bahwa Paris memang kota yang spesial untuknya.
"Salah satu momen terpenting dalam hidup saya adalah waktu saya memenangi (Prancis Terbuka) kelas junior (10 tahun lalu). Saya berkata kepada diri saya sendiri, kalau saya memang akan memenangi gelar Grand Slam sebagai petenis profesional, saya ingin memenanginya di tempat yang sama."
ADVERTISEMENT
"Jadi, walaupun saya tidak berhasil menang di Melbourne, kemenangan itu akhirnya terjadi di sini! Gelar juara ini spesial. Selamanya (kemenangan ini) saya simpan dalam hati. Paris adalah kota kesukaan saya, benar-benar kota yang romantis," tutur Halep dalam wawancara seusai laga, mengutip laman resmi Roland Garros.
Perayaan kemenangan Simona Halep. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan kemenangan Simona Halep. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
Barangkali, Paris menjadi spesial karena ia juga memberikan drama untuk Halep. Sebelum laga final ini dimulai, pelatihnya, Darren Cahill, memberikan tekanan lebih padanya untuk memenangi gelar di percobaan keempat ini. Apalagi, ranah tenis selalu mengagung-agungkan Grand Slam. Petenis peringkat satu dunia tanpa gelar Grand Slam selalu dianggap kurang lengkap.
"Saya benar-benar kuat secara mental untuk menyelesaikan pertandingan. Ini momen yang spesial, sampai-sampai saya merasa kesulitan untuk bernapas di gim terakhir. Saya membayangkan momen seperti ini sejak saya mulai bermain tenis. Roland Garros adalah Grand Slam favorit saya. Saya memang selalu ingin menang di sini," jelas Halep.
ADVERTISEMENT
Lantas, akhir gelaran Prancis Terbuka selalu menjadi waktu yang paling tepat bagi para petenis untuk menatap buruan selanjutnya, Wimbledon. Gelaran seri ketiga kompetisi perebutan Grand Slam ini sendiri akan diadakan di London, Inggris, pada 2 hingga 15 Juli 2018.
Halep bukannya tak menganggap Wimbledon sebagai perkara serius. Terlebih, pencapaian tertingginya di Wimbledon hanya di babak semifinal 2014. Waktu itu, petenis asal Kanada, Eugenie Bouchard, berhasil menundukkannya dalam dua set langsung 7-6 (7-5), 6-2.
Namun, Halep tak ingin terburu-buru. Sebelum bersiap merumput di Wimbledon, ia ingin menikmati momen-momen juara. Pesta di Paris lantas menjadi pilihan untuk merayakan kemenangan bersejarahnya ini.
"Turnamen rumput (Wimbledon) segera datang. Saya juga memiliki beberapa turnamen sebelum Wimbledon, tapi saya ingin beristirahat dulu. Jadi, saya tidak akan membicarakan kompetisi dulu. Saya mau menikmati momen ini. Mengadakan pesta, pergi berlibur, lantas bersiap untuk kembali bertanding," ujar Halep dilansir BBC.
ADVERTISEMENT