Mengembalikan Marwah Tunggal Putri Indonesia

4 Januari 2017 15:59 WIB
ADVERTISEMENT
Maria Kristin Yulianti (Foto: Lars Baron)
Bulu tangkis Indonesia pernah sangat disegani dunia untuk waktu yang lama. Saking banyaknya, sulit rasanya hanya untuk mengingat siapa saja nama-nama yang pernah menggoreskan tinta emas juara. Ketika Rudy Hartono menyabet gelar juara All England pertamanya di usia 18 tahun pada 1968, China--yang kini sangat dominan--mungkin baru belajar bagaimana memegang raket yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Namun, alur cerita penuh kebanggaan itu kini berputar haluan. China sudah fasih memegang raket, sementara Indonesia seakan justru lupa cara bermain bulu tangkis yang baik dan benar.
Prestasi memang masih kerap singgah. Akan tetapi, tumpuan kini hanya berada pada pundak ganda campuran dan ganda putra. Sesekali ganda putri mencuat. Sementara, sektor tunggal…ah, sudahlah.
Taufik Hidayat dengan segala prestasi dan sensasinya, praktis menjadi tunggal putra terakhir yang mampu membuat bangga dunia tepok bulu Tanah Air. Sempat muncul nama Sony Dwi Kuncuro, Simon Santoso sampai Tommy Sugiarto, tetapi belum ada yang mampu menyentuh kualitas seorang Taufik Hidayat.  
Tunggal putri malahan lebih tragis lagi. Sampai detik ini, bahkan masih ada saja yang berharap Susy Susanti bisa turun gelanggang lagi--saking frustasinya melihat prestasi sektor tunggal putri. Marwah (harga diri) para srikandi Indonesia pun dipertaruhkan.
ADVERTISEMENT
Selama satu dekade, Indonesia praktis kehilangan tunggal putri berkualitas. Setelah Susy mempersembahkan medali emas pertama Indonesia di Olimpiade 1992, jauh setelahnya terdapat nama Maria Kristin dengan torehan perunggu di Olimpiade 2008. Namun, dewasa ini nama-nama atlet tunggal putri Indonesia lebih sering hanya menjadi pemanis turnamen.
Terlalu lama mati suri lantas membuat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) semakin gerah. Di bawah kepengurusan baru, mereka berikrar bahwa prestasi sektor tunggal putri bakal segera bangkit dari kubur. Langkah awal, PBSI menunjuk nama Minarti Timur sebagai asisten pelatih. Sementara, nama pelatih kepala masih digodok.  
Sebelumnya, posisi pelatih kepala tunggal putri diemban oleh Bambang Supriyanto dan Sarwendah yang menjadi asisten pelatih. Akan tetapi, kedua nama tersebut kini tak lagi masuk dalam susunan pelatih.
ADVERTISEMENT
Susy Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI mengatakan perubahan nama susunan pelatih tunggal putri tak lepas dari upaya pihaknya untuk melakukan perbaikan. Dengan begitu, Susy berharap dalam tiga tahun mendatang, tunggal putri Indonesia bisa berbicara lantang di turnamen-turnamen Super Series.
"Mungkin tidak hanya masuk rangking 20 besar, tapi juga meraih gelar juara di berbagai kejuaraan," ujar Susy di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (04/01/2017).
Berdasarkan ranking dunia BWF per 29 Desember 2016, peringkat terbaik tunggal putri Indonesia ditempati oleh Fitriani. Pebulu tangkis asal Exist Jakarta itu berada di posisi ke-40. Fitriani juga merupakan tunggal putri terbaik Indonesia saat ini dengan menampati ranking pertama PBSI.
ADVERTISEMENT
Susy Susanti (tengah) (Foto: Alan Kusuma)
Lebih lanjut, Susy menyatakan pelatnas akan dibagi menjadi dua kategori atlet yaitu utama dan pratama. Atlet utama ditujukan untuk meraih prestasi, sementara atlet pratama diprioritaskan untuk pembinaan jangka panjang.
Untuk tahun ini, atlet utama berjumlah 50 orang, sementara untuk atlet pratama ada 39 orang. Dari 50 atlet utama, sektor tunggal putra dan putri akan dihuni masing-masing tujuh atlet. Sedangkan, sektor ganda putra, putri, dan campuran masing-masing akan beranggotakan 12 orang.
"Untuk kuota pelatnas sebetulnya masih ada slot tersisa. Untuk menjaring atlet tambahan kami di PBSI akan menerapkan sistem magang", tandasnya.
Sistem magang, lanjut Susy, diberlakukan untuk menjaring atlet berprestasi untuk ikut bergabung. selama tiga bulan, para peserta akan dilatih, dan akan dievaluasi serta diuji kelayakannya untuk masuk ke tahap selanjutnya. PBSI juga masih tetap menerapkan sistem promosi dan degradasi bagi para pemain dan pelatih.
ADVERTISEMENT
"Promosi dan degradasi itu sistemnya per tahun. Kami membuat kontrak dengan pelatih selama 2 tahun, akan tetapi setiap tahun kami akan mengadakan evaluasi," pungkasnya.
Susunan Atlet Utama Pelatnas PBSI 2016--2020: Tunggal Putra Jonatan Christie (Tangkas) Anthony Sinisuka Ginting ( SGS) Ihsan Maulana Mustofa (Djarum) Firman Abdul Kholik (Mutiara) Muhammad Bayu Pagistu (Djarum) Panji Ahmad Maulana (Mutiara) Krisna Adi Nugraha (Jayaraya) Pelatih: Hendry Saputra Asisten: Irwansyah Tunggal Putri Fitriani (Exist) Hanna Ramadhini (Mutiara) Dinar Dyah Ayustine (Djarum) Gregoria Mariska Tunjung (Mutiara) Ruselli Hartawan (Jayaraya) Aurum Octavia Winata (SBC) Gabriela Meilani Moningka (Jayaraya) Pelatih: (masih belum ditentukan) Asisten: Minarti Timur Ganda Putra Kevin Sanjaya Sukomulyo (Djarum) Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas) Angga Pratama (Jayaraya) Ricky Karanda Suwandi (Mutiara) Mohammad Ahsan (Djarum) Rian Agus Saputro (Suryanaga) Fajar Alfian (SGS) Muhammad Rian Ardianto (Jayaraya) Berry Anggriawan (Djarum) Hardianto (Mutiara) Wahyu Nayka (Tangkas) Ade Yusuf Santoso (Hiqua Wirna) Pelatih: Herry Iman Pierngadi Asisten: Aryono Miranat Ganda Putri Greysia Polii (Jayaraya) Nitya Krishinda Maheswari (Jayaraya) Rosyita Eka Putri (Djarum) Anggia Shitta Awanda (Jayaraya) Ni Ketut Mahadewi (Suryanaga) Rizky Amelia Pradipta (Jayaraya) Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara) Meirisa Cindy Sahputri (Suryanaga) Nisak Puji Lestari (Mutiara) Apriyani Rahayu (Jayaraya) Yulfira Barkah (Mutiara) Pelatih: Eng Hian Asisten: Chafidz Yusuf Ganda Campuran Tontowi Ahmad (Djarum) Praveen Jordan (Djarum) Ronald Alexander (Suryanaga) Edi Subaktiar (Djarum) Alfian Eko Prasetya (Jayaraya) Hafiz Faizal (Jayaraya) Liliyaja Natsir (Djarum) Debby Susanto (Djarum) Melati Daeva Oktaviani (Djarum) Gloria Emanuelle Widjaya (Djarum) Annisa Saufika (Djarum) Shela Devi Aulia (Jayaraya) Pelatih: Richard Mainaky Asisten: Vita Marissa
ADVERTISEMENT