MotoGP di Mandalika sebagai 'National Branding' Indonesia

25 Februari 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duel Marquez dan Rossi. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Duel Marquez dan Rossi. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP
ADVERTISEMENT
Perhelatan MotoGP di Indonesia bukan lagi wacana, melainkan rencana yang segera menjadi nyata. Penantian pecinta balap sudah terjawab lewat penunjukan kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu venue untuk Grand Prix (GP) 2021).
ADVERTISEMENT
Sabtu (23/2/2019), Dorna selaku pemegang hak komersial MotoGP mengumumkan kabar bahagia tersebut. Telah terjalin ikatan kerja sama dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) --BUMN pengelola Mandalika-- per 28 Januari 2019 lalu.
Dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Menpora Imam Nahrawi menyambut positif kembalinya ajang balap motor level tertinggi ke Tanah Air. Sebelumnya, saat masih selevel 500cc, Sirkuit Sentul pernah masuk dalam kalender GP 1996 dan 1997.
Tak hanya sekadar mampir kembali, GP di Indonesia pada 2021 nanti menjawab harapan semua penggemar sekaligus meningkatkan prestise Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi level dunia. Menpora mengatakan hal itu sebagai meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
"Nanti yang kita harapkan agar MotoGP berdampak lebih luas, bukan hanya soal prestasi tapi juga pariwisata, national branding, ekonomi, dan pride suatu negara. Prinsipnya pemerintah sangat gembira karena ini betul-betul impian kita semua," ucap Imam, ditemui di Lantai 10 Kemenpora, Senin (25/2).
ADVERTISEMENT
"Karena sudah lama sekali memberi peluang pada Indonesia, dan baru sekarang kepastian itu. Pemerintah nanti akan mem-back up dan mendorong agar betul-betul Indonesia membuktikan sebagai negara yang layak dan pantas untuk menggelar MotoGP," tuturnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi melakukan raker bersama Komisi X DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (16/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer menegaskan bahwa kontrak dengan Dorna untuk menggelar MotoGP adalah selama 5 tahun alias 5 seri balap, bukan tiga tahun seperti yang banyak diberitakan sebelumnya.
Setiap tahunnya, ITDC membayar kepada Dorna sebesar 9 juta euro atau sekitar Rp 143 miliar untuk penyelenggaraan termasuk hak atas beberapa hal di antaranya licence, copyright, broadcast, dan merchandise. Sementara soal akomodasi tim --kontainer pembawa perlengkapan balap hingga urusan hotel Marc Marquez dan kawan-kawan-- menjadi tanggung jawab Dorna.
ADVERTISEMENT
"Kita tahunya sudah beres. Mereka datangkan timnya sendiri," kata Abdulbar atau yang akrab disapa Barry.
Kini, fokus ITDC adalah melaksanakan persiapan konstruksi dan ditargetkan pada September-Oktober 2019 bisa memasuki tahap aspal jalan. Semua itu disokong dengan masuknya investasi dari Vinci Construction Grands Projects, perusahaan Prancis yang bergerak di sektor industri jasa konstruksi.
"ITDC hanya infrastrukturdasar, jalan, listrik, dan limbah. Investor akan bangun hotel, convention center, dan apa pun yang mereka kerja sama dengan kami. Domain pemerintah adalah di luar kawasan," ujar Barry.
Adapun sirkuit di Mandalika berkonsep street circuit alias sirkuit jalanan, menyesuaikan agar jalan bisa dipakai oleh umum di luar penyelenggaraan MotoGP. Selain MotoGP, balap WorldSBK juga akan diselenggarakan di Mandalika.
ADVERTISEMENT
Meski mengatakan sudah memiliki tanggal balapan, Barry tidak mau mengungkapkan kapan seri GP Lombok berlangsung. Yang pasti, kata Barry, Indonesia yang berebut tempat sebagai tuan rumah dengan Brasil, pada akhirnya terpilih mengisi dua slot tersisa bersama Meksiko. "Ini proses dari 2 tahun yang lalu," ujarnya.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di NTB. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Saat ini, kalender MotoGP menggelar 19 seri dalam satu musim. Pada 2018, Sirkuit Internasional Chang di Buriram, Thailand, untuk kali pertama ditambahkan dalam kalender balapan.
Apa yang membuat Dorna pada akhirnya percaya kepada ITDC untuk mewujudkan MotoGP Indonesia di 2021?
"Mungkin mereka lihat kami adalah BUMN. Kedua, Indonesia pasar yang sangat seksi untuk mereka. Ketiga, mungkin (karena) kami pengembang pariwisata, pengalaman di Nusa Dua sudah 30 tahun. Kami punya pengalaman untuk membuka kawasan dari tanah kosong jadi tempat pariwisata."
ADVERTISEMENT
"Seperti dikatakan Menpora, ini (MotoGP) tidak hanya soal sport, tetapi juga branding nation. Negara sekelas kita sudah punya, seperti Singapura dan Thailand. Ini juga jadi katalis untuk membangkitkan pariwisata Lombok," tegas Barry.