Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Muguruza: Gelar Peringkat Satu Dunia Itu Tidak Penting-penting Amat
7 Juni 2018 10:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, Muguruza memang datang dengan status sebagai unggulan ketiga turnamen, tapi menilik rekam pertemuan keduanya, Muguruza menenteng-nenteng tiga catatan kekalahan melawan Sharapova.
"Terakhir kali kami bertanding, itu sudah lama sekali, dan ada banyak hal yang terjadi setelahnya. Saya merasa, permainan saya sudah banyak perkembangan. Itulah yang memotivasi saya. Saya berbahagia dengan hasil ini," papar Muguruza dalam wawancara seusai laga, mengutip laman resmi WTA.
Muguruza tak asal bicara, karena pertemuan terakhir mereka ada di babak 32 Canadian Masters 2014. Pertandingan memiliki skenario serupa dengan pertemuan kedua mereka. Sempat unggul 6-4 di set pertama, Muguruza lagi-lagi dibenamkan oleh comeback yang berujung pada kemenangan Sharapova 6-3, 6-1.
Setelah pertemuan terakhir ini, Muguruza dua kali merebut gelar Grand Slam: Prancis Terbuka 2016 dan Wimbledon 2017. Itu belum ditambah dengan gelar peringkat satu dunia yang berhasil diklaimnya pada 11 September 2017, sesaat setelah ia menjadi ratu Wimbledon.
ADVERTISEMENT
Cara Muguruza membuktikan bahwa kekalahan masa lampau melawan Sharapova tak lagi menghantuinya ditunjukkan lewat permainannya di atas Court Philippe-Chatrier.
Melakoni pertandingan dengan tenang, ia berhasil memindai apa yang jadi kelemahan Sharapova di atas lapangan. Sebagai petenis era modern, Muguruza menunjukkan permainan baseline yang kokoh. Kekuatan second serves-nya membikin Sharapova mati kutu, tak punya daya untuk menyerang balik.
Muguruza melakoni set pertama dengan meyakinkan. Ia merebut kemenangan empat gim tanpa perlawanan berarti dari petenis Rusia yang menjadi musuhnya, pada Rabu (6/6/2018), tersebut. Pemegang lima gelar Grand Slam itu bahkan tak sekali pun sanggup mematahkan servis yang dilesakkan Muguruza.
Perlawanan mulai tampak saat laga memasuki set kedua. Sharapova akhirnya mampu menyamakan kedudukan dengan memenangi satu gim. Namun, unforced error Sharapova memberikan keuntungan bagi petenis asal Spanyol yang jadi lawannya itu.
ADVERTISEMENT
Mengandalkan pukulan-pukulan forehand-nya, Muguruza berhasil menutup laga set kedua dengan kemenangan 6-1, yang sekaligus memastikannya merebut tiket semifinal dan bersiap menanti adangan Simona Halep yang bergelar petenis peringkat satu dunia.
Di ranah tenis, hitung-hitungan peringkat memang sering menguntungkan. Ia memberikan kemudahan bagi setiap petenis untuk masuk ke turnamen-turnamen kelas kakap dan tentunya punya efek ampuh untuk menaikkan moral sang pemangku peringkat saat pertandingan berlangsung.
Muguruza paham benar siapa lawannya. Finalis Australia Terbuka 2018 itu sedang lapar gelar. Namun, sebagai petenis yang pernah merebut peringkat satu dunia, Muguruza juga sadar bahwa peringkat tidak akan menjamin apa pun.
"Bagi saya, status sebagai peringkat satu dunia tidak sepenting itu, karena ia dapat berubah-ubah kapan pun. Secara pribadi, saya tidak akan menjadikan itu beban. Di atas lapangan nanti, saya tidak akan menganggap peringkat satu dunia itu sebagai hal yang penting-penting amat," jelas Muguruza.
ADVERTISEMENT
"Tapi, kalau mau jujur, dulu saya menganggap peringkat satu sebagai hal yang begitu penting, karena itulah saya bertanding setiap minggu. Saya pernah mengalami masa-masa seperti itu. Dan sekarang, saya tetap merasa bahwa usaha itu adalah hal yang baik, membuatmu menjadi petenis yang jauh lebih baik."
"Tapi, ada hal baru dan sederhana sekaligus yang sekarang saya sadari. Dalam kompetisi tenis, setiap minggu selalu memberimu kesempatan baru. Ya, seperti itu, selalu ada hal baru dalam dunia tenis," tutur Muguruza.