Petrucci: Hierarki di Ducati Tak Berubah, meski Saya Menang di Italia

11 Juni 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Danilo Petrucci usai memenangi GP Italia. Foto: REUTERS/Rafael Marrodan
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Danilo Petrucci usai memenangi GP Italia. Foto: REUTERS/Rafael Marrodan
ADVERTISEMENT
Dengan keunggulan 0,043 detik atas Marc Marquez (Repsol Honda), rider Mission Winnow Ducati, Danilo Petrucci, mengubah nasibnya.
ADVERTISEMENT
Petrucci dikenal bukan karena prestasi mentereng, tapi postur tubuh tinggi dan besar yang menjadikannya 'raksasa' di antara rider lain. Namun, Desmosedici milik tim pabrikan mengangkat derajatnya.
Kemenangannya atas Marquez di GP Italia 2019 sekaligus menjadi kemenangan pertama Petrux --begitu Petrucci disapa-- di lintasan balap MotoGP.
Tak ayal, torehan di Sirkuit Mugello adalah segalanya bagi Petrucci. Dari sekadar bermimpi masuk tim utama, menjadi resmi berseragam tim pabrikan Ducati pada 2019 dan menang di atas motor yang diidam-idamkannya.
Selain Marquez, Petrucci pun sukses mengasapi rekan setimnya, Andrea Dovizioso, dengan jarak 0,338 detik. Namun, Petrucci menegaskan bahwa statusnya di tim tidak berubah; tak lebih dari sekadar rekan setim sekaligus kompatriot Dovizioso, ikon balap dan rider utama Ducati saat ini.
ADVERTISEMENT
"Hierarki, jika itu memang ada di box (Ducati), tetap tidak berubah. Saya butuh menang untuk kepuasan diri sendiri. Tapi, kini tim bisa bermimpi lebih besar dan saya berusaha mewujudkannya," ucap Petrucci kepada Sky Sports Italia.
Petrucci sendiri start dari posisi ketiga di belakang Marquez dan Dovizioso. Alex Rins (Suzuki) sempat mematahkan dominasi ketiganya, tapi Petrucci bisa mengambil alih posisi terdepan dan bertahan hingga lap 23 alias lap terakhir.
Danilo Petrucci melaju di Sirkuit Losail, Qatar. Foto: GIUSEPPE CACACE/AFP
"Setelah balapan, sebagian dari diri saya merasa bersalah karena kami (Petrucci dan Marquez) menghimpit Andrea. Tapi, dari segi strategi, satu-satunya yang bisa dilakukan memang mengalahkan Marquez dan menghalangi keinginan juaranya," kata Petrucci.
Sementara itu, Dovizioso sangat mendukung perkembangan Petrucci bersama Desmosedici andalan tim asal Bologna tersebut. Ia menganggap Petrucci sebagai rekan sekaligus teman yang bisa saling mendorong.
ADVERTISEMENT
Namun, Dovi tidak menutup kemungkinan bahwa rekan setim sekaligus junior di tim ini suatu saat bisa melangkahinya. "Kita tunggu saja," jawab Dovi.
"Menurut saya, Danilo punya potensi besar. Saya melihat penampilannya tahun lalu, itulah alasan saya membantunya karena saya tahu dia bisa berjuang untuk menang."
Penampilan Andrea Dovizioso (04) dan Danilo Petrucci (9) di Sirkuit Le Mans pada GP Prancis 2019. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP
"Punya rekan setim dengan hubungan yang baik juga kompetitif sangat menguntungkan. Kami bisa bekerja sama dan saling memberi masukan. Gaya balapan kami memang berbeda, tapi kami mendapat nilai plus karena bisa berdiskusi di pekan balapan," kata Dovi.
Hingga seri keenam di Italia, Petrucci masih belum bisa mengalahkan Dovizioso di klasemen sementara rider MotoGP 2019. Petrucci bertengger di posisi empat dengan 82 poin, sementara Dovi mengekor Marquez dari posisi dua dengan 103 poin.
ADVERTISEMENT