Philadelphia Eagles dan Terjaganya Kesadaran Sosial

7 Februari 2018 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenkins (tengah) dan McLeod (kanan) di Super Bowl. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
zoom-in-whitePerbesar
Jenkins (tengah) dan McLeod (kanan) di Super Bowl. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
ADVERTISEMENT
Agar tidak pudar, reputasi memang harus selalu dibuktikan. Inilah yang kini tengah dilakukan tiga penggawa Philadelphia Eagles.
ADVERTISEMENT
Sudah bukan rahasia lagi di National Football League (NFL) bahwa Eagles adalah tim yang berisikan pemain-pemain dengan kesadaran sosial tinggi. Orang-orang Amerika menyebut kesadaran ini dengan istilah 'woke'. Artinya, para pemain Eagles ini tidak terlelap begitu saja melihat situasi di sekitar yang mengkhawatirkan.
Sudah menjadi tradisi selama kurang lebih empat dekade bahwa tim yang menjadi juara nasional di Amerika Serikat akan selalu diundang ke Gedung Putih. Para atlet ini akan dijamu oleh presiden seraya memamerkan trofi yang baru saja mereka raih.
Namun, kali ini situasi di Amerika Serikat sedang tidak baik-baik saja. Keberadaan Donald Trump sebagai presiden membuat tiga pemain Eagles, Malcolm Jenkins, Torrey Smith, dan Chris Long, dipastikan tidak akan memenuhi undangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketiga pemain tersebut memang selama ini dikenal lewat aktivisme sosialnya. Mereka, bersama salah seorang pemain lain--Rodney McLeod, pada September 2017 lalu pernah terlibat audiensi dengan pemerintah kota Philadelphia. Di situ, mereka menginterogasi para pejabat kota lewat pertanyaan-pertanyaan terkait kekerasan polisi terhadap orang-orang Afro-Amerika.
Selain itu, masing-masing dari Jenkins, Smith, dan Long juga sudah bergerak secara mandiri untuk terus menyuarakan perubahan di Amerika Serikat. Jenkins, pemain yang berposisi sebagai safety itu, adalah pemimpin Koalisi Pemain NFL yang senantiasa menuntut pihak liga untuk mendengarkan protes para pemain.
Protes yang dimaksud diprakarsai oleh Colin Kaepernick, mantan quarterback San Francisco 49ers, pada 2016 silam. Ketika itu, dia berlutut ketika lagu kebangsaan 'The Star-Spangled Banner' dikumandangkan sembari menuntut agar ketidakadilan sosial bagi kaum minoritas bisa segera diatasi.
ADVERTISEMENT
Protes Kaepernick ini kemudian menular ke banyak pemain. Saat musim 2017 dimulai, aksi berlutut menjadi begitu jamak di football.
Jenkins pun kemudian meneruskan apa yang dilakukan Kaepernick ini. Sembari terus melobi pihak NFL, pria 30 tahun ini mengangkat tangannya yang terkepal ketika lagu kebangsaan dikumandangkan. Aksi Jenkins ini berhenti pada 30 November 2017 lalu setelah NFL setuju untuk menyumbangkan 100 juta dolar AS bagi kepentingan sosial.
Ketika ditanyai CNN apakah dia akan datang ke Gedung Putih atau tidak persis setelah menjuarai Super Bowl, Senin (5/2/2018) waktu setempat, Jenkins menjawab singkat, "Tidak, aku tidak akan ikut acara itu."
Sementara itu, Smith adalah aktivis Black Lives Matter yang cukup vokal. Sebelum Super Bowl, tulis CNN, wide receiver yang mencatatkan satu touchdown di Super Bowl LII ini sudah menegaskan bahwa dia tidak akan menghadiri acara di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Torrey Smith di sebuah sesi konferensi pers. (Foto: USA Today via Reuters/Jerry Lai)
zoom-in-whitePerbesar
Torrey Smith di sebuah sesi konferensi pers. (Foto: USA Today via Reuters/Jerry Lai)
Seperti halnya Jenkins, Smith juga dikenal karena aksi mengangkat tangan terkepalnya. Ketika ditanyai soal protes yang dilakukannya itu, Smith menjawab tegas, "Mereka bilang kami memprotes lagu kebangsaan. Bukan lagu kebangsaanlah yang kami protes. Itu adalah protes yang dilakukan ketika lagu kebangsaan berkumandang."
"Aku paham kenapa ada yang marah ketika ada orang yang berlutut. Ayahku, ketika dia meninggal, dikubur dengan bendera Amerika di petinya karena dia pernah menjadi tentara," imbuh Smith.
Kemudian, ada Long. Khusus Long, ini lebih menarik lagi karena musim lalu dia adalah pemain New England Patriots. Walau begitu, sudah sejak itu pulalah Long menolak untuk datang ke Gedung Putih.
Persis setelah Super Bowl LII, Long berkata dengan tegas bahwa dia tidak akan datang ke Gedung Putih. "Yang benar saja?" kata Long pada sesi wawancara dengan Pardon My Take Podcast.
ADVERTISEMENT
Adapun, alasan Long tidak mau datang ke Gedung Putih ini sudah pernah diutarakannya tahun lalu. Kala itu, dia menyampaikannya lewat sebuah video.
"Ketika anakku besar nanti--dan aku percaya bahwa presiden yang ini akan meninggalkan warisan seperti ini--aku tidak mau dia berkata, 'Ayah, kenapa kau pergi ke sana padahal kau tahu itu salah?'"
Chris Long, dikenal sebagai penderma. (Foto: USA Today via Reuters/Jerry Lai)
zoom-in-whitePerbesar
Chris Long, dikenal sebagai penderma. (Foto: USA Today via Reuters/Jerry Lai)
Tak cuma itu, Long selama ini juga dikenal sebagai sosok dermawan. Sudah sering pemain satu ini menyumbangkan gajinya untuk kepentingan-kepentingan sosial.
Sebenarnya, selain Jenkins, Smith, dan Long, masih ada satu pemain lain yang berpotensi tidak datang ke Gedung Putih. Dia adalah LeGarrette Blount.
Sama seperti Long, Blount juga pada musim lalu memperkuat Patriots. Untuk tahun ini, dia belum berkata apa-apa, tetapi tahun lalu, running back satu ini sempat berkata, "Aku merasa tidak diterima di rumah itu. Begitulah."
ADVERTISEMENT
Well, beginilah cara para pemain Eagles mempertahankan reputasi mereka sebagai the wokest team in America. Tim paling 'woke' di Amerika.
Apabila nantinya langkah Jenkins, Smith, dan Long diikuti oleh para pemain lain, maka Eagles akan mengikuti jejak Golden State Warriors yang pada tahun lalu juga menyatakan keengganan untuk diundang ke Gedung Putih. Trump pun akhirnya memilih untuk tidak mengundang para pemain Warriors. Sebagai gantinya, Steph Curry dkk. memilih untuk merayakan kesetaraan, perbedaan, dan inklusivitas.