Raih Perak, Ni Nengah Berjanji Lebih Baik di Paralimpiade 2020

7 Oktober 2018 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ni Nengah Widiasih dengan medalinya. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih dengan medalinya. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah perak dari cabang olahraga angkat berat menjadi medali kedua kontingen Indonesia di Asian Para Games 2018. Namun, sang penyumbang medali tidak puas. Malah, ia mengaku sangat kecewa.
ADVERTISEMENT
Si penyumbang medali itu adalah powerlifter asal Bali, Ni Nengah Widiasih. Ia mendapat perak nomor -41 kilogram (kg) dengan angkatan 97 kg, sementara emas diamankan Zhe Cui (China) yang menorehkan catatan 100 kg pada perlombaan di Balai Sudirman, Minggu (7/10/2018).
"Jujur, perasaan saya sedih sekali, sangat sedih," begitu pengakuan Widi —sapaan akrab Ni Nengah Widiasih— di hadapan awak media yang menunggunya usai seremoni pengalungan medali.
"Saya mohon maaf belum bisa berikan emas, hanya perak yang saya persembahkan. Percayalah, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tuhan hanya izinkan perak untuk saya. Terima kasih Indonesia atas segala doa dan dukungannya," imbuh sambil tetap tersenyum.
Sejatinya, publik pun tak patut kecewa dengan angkatan Widi. Catatan 97 kg itu sudah hasil terbaiknya di nomor 41 kg putri. Pada Asian Para Games 2014 di Korea Selatan, Widi juga mendapatkan perak. Saat itu, ia “hanya” mampu mengangkat beban terberat 93 kg.
ADVERTISEMENT
Di Paralimpiade 2016, Widi mengharumkan nama bangsa lewat torehan perunggu dengan angkatan 95 kg, juga di nomor 41 kg. Teranyar, catatan 101 kg pernah dibukukan Widi, tetapi di nomor 45 kg saat mendapat perak di Asia-Oceania Open Championship, 8-12 September lalu.
Rasa kecewanya di Asian Para Games 2018 pun bakal dijadikannya sebagai lecutan. Widi berharap bisa mendapatkan emas, yang target utamanya di Paralimpiade Tokyo, Jepang, 25 Agustus-6 September 2020. 
"Ke depan saya janji akan memberikan yang terbaik lagi untuk Indonesia karena masih banyak pertandinganyang akan saya ikuti untuk kualifikasi Paralympic Tokyo 2020, termasuk Kejuaraan Dunia di Astana (Kazakhstan) tahun depan," ucap Widi.
Ni Nengah Widiasih bersama para peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih bersama para peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
"Rasa kecewa saya hari ini akan membuat motivasi untuk ke depan agar bisa lebih baik lagi, memacu semangat, memperbaiki semua teknik dan memperbaiki kegagalan saya hari ini," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk Paralimpiade, Widi masih belum menetapkan pada nomor mana ia akan bertanding. Saat ini, baik di nomor 41 kg atau 45 kg, Widi berada di peringkat dua dunia di bawah wakil China. Untuk mengejar emas, ia masih harus berlatih dan lebih dulu memastikan lolos kualifikasi.
"Lihat kondisinya seperti apa karena kalau terlalu diet keras saya gampang dehidrasi. Sebenarnya tidak ada yang nyaman buat saya karena ada China di sana," papar Widi.
Ni Nengah Widiasih peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih peraih medali cabor angkat besi di Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
"Yang jelas saya sudah punya dua poin di 41 kg dan 45 kg. Kalau sudah punya poin seperti ini nyaman saja saya mau mainnya di kelas 41 kg atau 45 kg. Nanti tinggal lolos ke Paralympic saya terpilih untuk main di kelas berapa, 41 kg atau 45 kg," ujarnya mengakhiri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, Widi mendapatkan perunggu nomor 41 kg lewat angkatan 95 kg. Saat itu, ia kalah dari Zhe Cui (angkatan 102 kg), musuh bebuyutan yang di Asian Para Games juga membuktikan masih lebih baik darinya. Sementara rekor 41 kg dipegang Nazmiye Muslu (Turki) dengan catatan 104 kg.